Mohon tunggu...
Aten Dhey
Aten Dhey Mohon Tunggu... Penulis - Senyum adalah Literasi Tak Berpena

Penikmat kopi buatan Mama di ujung senja Waelengga. Dari aroma kopi aku ingin memberi keharuman bagi sesama dengan membagikan tulisan dalam semangat literasi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Gadis Keriting Waelengga

13 Januari 2019   23:24 Diperbarui: 13 Januari 2019   23:45 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gadis Keriting Waelengga

Siapakah dia si gadis cantik berambut keriting itu? Hatiku tertegun dalam kegelisahan ketika pertama kali memandanginya. Secuil senyuman dari bibir manisnya membuatku kalem tak mampu berbicara. Apa gerangan pesona dia si gadis keriting itu melihat wajahnya aku tak mampu berpaling. Mungkinkah dia si gadis cantik dambaan semua orang? Apakah dia gadis titian dewa yang selalu bernubuat dalam mimpi indahku?

Kutelusuri jejak tapak kakinya. Hampa terasa dan tak kutemui si gadis misterius itu. Dia terus jauh dan menjauh tanpa bisa kujumpai lagi. Dia si gadis keriting itu memang misterius. Ketika mataku tertutup dia muncul dan ingin berjumpa denganku. Serentak ketika aku sadar dan ingin bertemu dengannya dia menghilang dan berpaling dariku. Sungguh dia memang si gadis keriting misterius.

Rasa penasaranku pada si gadis keriting mulai memudar selepas perjumpaanku dalam mimpi malam itu. Aku pernah bertemu dengannya? Tapi dimana? Dalam mimpi? Aku sudah sering bertemu dengannya dalam mimpi. Lagi tanyaku mengapa harus dalam mimpi. Sungguh gadis itu memang misterius.

Kini aku tahu dialah si gadis keriting yang cantik tak bertepi. Di belahan bumi ini dia menjadi cahaya indah yang bersinar seorang diri. Seribu cahaya lainnya menjadi redup dalam kekaguman dengan sinar benderang dirinya. Cahaya indah itu memoarkan kecantikan alami dengan balutan senyuman manis yang menggelitik hati.

Aku pernah bersua dengannya di sebuah kota damai. Tapi dimana? Ya, aku ingat di Waelengga kota damai titian Tuhan menjadi taman berlabu si gadis keriting misterius itu. Indahnya kota dan ramahnya orang-orang menambah keelokan paras dan aura kesucian si gadis keriting pujaanku. 

Apakah dia si gadis keriting Waelengga yang dilukiskan dalam buku "Legenda Hidup Putri Damai" waktu itu? Jika benar, akulah lelaki yang paling beruntung di dunia ini karena bisa memandangi kecantikannya secara langsung.

Aku bangga ketika paras cantik si gadis keriting Waelengga menghias di benakku. Keriting menambah kesempurnaan si gadis cantik dambaanku. Dia unik dan tiada duanya. Dia manis dan tak pernah terlahir dalam diri orang lain. Dialah satu-satunya gadis cantik yang selalu berbangga dengan mahkota indah rambut keritingnya. 

Kini rambut keritingnya menjadi kekuatan bagiku tuk menghargainya sebagai sang gadis impian banyak orang. Berbanggalah wahai gadis keriting Waelenggaku karena keberadaanmu membahagiakan semua orang.

Sajak Tak Beraturan Buat 'Si Gadis Keriting Waelengga'

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun