Mohon tunggu...
Reh Atemalem Susanti Bangun
Reh Atemalem Susanti Bangun Mohon Tunggu... lainnya -

Blogger, Freelance Writer, Ghost Writer.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Tentang Sunat Perempuan

19 November 2013   19:11 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:56 438
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Urolog dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta, dr. Arry Rodjani, Sp.U, pada Kompas berpendapat kalau "Sunat pada wanita tidak manusiawi".

Wakil Ketua Perhimpunan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI),  Atashendartini Habsjah pada Detik berpendapat kalau klitoris pada bayi perempuan itu ukurannya sangat kecil, hanya seujung kuku. Gigitan nyamuk pada area itu saja bisa menyebabkan keloid, apalagi sayatan. WHO pada BBC juga memperingatkan pelaku sunat agar mempertimbangkan resiko mandul.

Karena sunat menurut saya tak bermanfaat, lagipula resikonya sangat besar dan sudah banyak sekali yang berseru kepada kita untuk menghentikan praktek ini, saya tidak akan melakukannya pada anak saya, dan saya akan menyerukannya pada keluarga dan lingkungan.

Agar mendapat perbandingan, berikut adalah referensi yang membolehkan/menyarankan/dan mendukung sunat.

1. Kultwit dari dr. Piprim B. Yanuarso tentang dianjurkannya sunat menurut hadist.
2. Artikel dari Tempo soal pendapat ulama yang memberi label Sunnah dan Wajib dari berbagai Mahzab.

------

Saya sama sekali tidak sepakat soal sunat perempuan. Selain tidak menemukan penelitian medis yang mendukung manfaatnya, juga saya tidak rela anak saya "diobok-obok" hanya untuk satu hal yang belum jelas tujuannya. Harus pula dicetak tebal kalau kegiatan sunat perempuan itu tidak diperintahkan dalam Al-Quran ataupun Sunah.

Sekian pendapat saya, mohon maaf kalau pendapat ini menyinggung sebagian teman. Meniru tagline iklan produk kesehatan di televisi, ada baiknya saya mengakhiri tulisan ini dengan kalimat "Buat anak kok coba-coba!"

/salam sayang anak

Tulisan ini juga dipost di sini

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun