Setiap kebudayaan itu dipromosikan melalui bahasa. Dimana budaya itu dihidupkan disana juga bahasa ibu itu hidup dan dituturkan. Supaya bahasa ibu tidak punah, budaya mesti dilestarikan agar bahasa juga selalu dututurkan.
B. Selalu menutur menggunakan bahasa ibu
Bahasa ibu  adalah bahasa yang selalu ditutur dalam ranah keluarga dan masyarakat. Pembiasaan menutur dengan bahasa ibu bisa menghambat akan kepunahannya.
C. Pendidikan bahasa ibu
Bahasa ibu atau bahasa asli daerah mesti dipelajari di sekolah, Karena itu bahasa ibu ini seharusnya dimuat dalam kurikulum pendidikan. Penerapan bahasa ibu ini mungkin dengan pendidikan muatan lokal bahasa daerah atau budaya daerah. Hal ini terasa urgen untuk menghindari kepunahan bahasa ibu.
D. Literasi bahasa ibu
Gerakan literasi yang dicanangkan mesti merangkul juga gerakan literasi bahasa ibu. Konkritnya seperti penerbitan buku dengan menggunakan bahasa daerah. Hal ini belum diperhatikan secara maksimal. Di Manggarai saja contohnya belum ada buku referensi yang menggunakan bahasa Manggarai. Â Kalaupun ada mungkin kitab suci dan buku lagu saja. Buku-buku bacaan menggunakan bahasa manggarai belum ditemukan.
E. Pertunjukkan, pentas seni dan siaran menggunakan bahasa ibu.
Hal ini merupakan solusi untuk mempertahankan bahasa ibu dari kepunahannya. Untuk konteks ini, salah satu gebrakan yang dibuat oleh Gereja di Manggarai adalah misa atau perayaan ekaristi menggunakan bahasa manggarai.
Bahasa ibu atau bahasa asli daerah merupakan bahasa yang ditutur oleh penganutnya di setiap kebudayaan atau setiap daerah. Mencintai kebudayaan dengan menutur bahasa ibu merupakan salah satu cara agar bahasa ibu itu tidak punah oleh perkembangan zaman dan globalisasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H