Mohon tunggu...
Somewherepretty
Somewherepretty Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta

hai, haloo aku ata👋🏽 sebenernya kalo bukan buat tugas kuliah kayanya gabakal punya kaya giniann deh. selamat membaca😉

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Lulusan Tanpa Latar Belakang Bisnis dan Seni?? Ini Kisah Mas T Bangkitkan Inovasi Usaha Batik!

10 Oktober 2024   09:50 Diperbarui: 10 Oktober 2024   09:53 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

        Mas T, seorang penerus wirausahawan batik, telah lulus dari Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta. Meskipun tidak memiliki latar belakang pendidikan formal dalam hal bisnis atau seni, Mas T mempelajarinya secara otodidak dan mengikuti seminar atau workshop. Mas T memutuskan untuk meneruskan usaha dari keluarganya yaitu usaha bernama batik Mahkota Laweyan yang berada di kawasan Laweyan, Suarakarta. Batik Mahkota Laweyan sekarang ini memproduksi batik yang diinovasikan tidak hanya dalam bentuk pakaian saja, namun berinovasi menjadi kerajinan, interior, lukisan dan handycraft.

        Batik Mahkota Laweyan dulunya bernama “Batik Puspowidjoto” yang dulunya memproduksi batik tradisional tulis dan cap. Usaha batik Mahkota Laweyan ini berdiri sejak tahun 50an yang didirikan oleh kakek dari Mas T yang sempat vakum di tahun 90an dikarenakan kuwalahan dipersaingan harga dan mulai masuknya batik printing. Lalu pada tahun 2005 salah satu dari putri sang pendiri “Batik Puspowidjoto” ibu dari Mas T membangkitkan kembali usaha yang telah vakum selama beberapa tahun menjadi “Batik Mahkota Laweyan”. Hal yang mendorong Mas T memutuskan untuk meneruskan usaha dari keluarganya yaitu dari motivasi, “ya melihat peluang aja sih mbak di batik karena diakui UNESCO sebagai warisan budaya dunia dari Indonesia, secara tidak langsung kami tercetus ingin menggerakkan semua potensi yang ada pada batik tidak hanya pada fashion, mulai dari sejarah, inovasi dari batik yang kita kreasikan sebagai interor ruangan, kerajinan, sovenir yang membutuhkan effort untuk mengenalkan ke masyarakat luas karena kalo berfokus pada fashion saja semua sudah banyak yang membuka batik dengan motif bermacam dan printing yang semakin marak di daerah kami dan menjadi persaingan yang ketat sekali jadi harus memberikan inovasi” ungkap Mas T. mas T juga tidak menyerah dengan mengerahkan potensi yang dimilikinya untuk mengenalkan batik ke masyarakat luas dan melihat ke mana arah batik akan berkembang.

         Sebagai sosok yang sederhana namun penuh dengan ide-idenya yang inovatif. Baginya setiap ide memiliki potensi namun untuk mengaplikasikannya membutuhkan waktu yang tidak sedikit. Mas T juga berpegang teguh pada prinsip bahwa niat dan tekad harus datang dari dalam diri sendiri. “Jangan biarkan intervensi dari orang lain mempengaruhi niat kita” katanya.  Mas T telah berhasil membawa kembali warisan batik keluarganya ke dalam dunia bisnis modern dengan memanfaatkan teknologi. Beberapa keunggulan dari layanan yang ada pada Batik Mahkota Laweyan ini memberikan edukasi atau arahan pada si pengunjung untuk belajar cara membatik dan mengetahui teknik membatik, “bagaimana kalau batik kita ubah dari bisnis menjadi edukasi, kita membuka pelayanan edukasi, bagaimana cara atau teknik dalam membatik, kita juga menceritakan sejarahnya” ungkapnya. Adanya pengolahan tersebut Mas T memiliki pemikiran batik bisa berkembang tidak hanya dari bisnis perdagangan fashion tetapi juga diarahkan ke edukasi.

        Setiap berwirausaha pasti merasakan kegagalan. Proses naik turunnya pasti ada, namun Mas T selalu melihat ke depan, mengambil peluang dan berinovasi. Hal yang terpenting dalam berwirausaha menurut Mas T adalah tekad, niat, dan ide kreatif modal terbesar dan terpenting seorang wirausahawan. Modal uang memang penting namun tanpa ide dan inovasi, usaha tidak akan bertahan lama. Tekad inilah yang dimiliki oleh Mas T untuk terus menggali potensi yang ada pada batik tidak terbatas pada fashion tetapi bisa menjangkau semua sektor. Mas T tidak hanya terinspirasi oleh peluang yang ada, tetapi juga dari senior di kampung Batik Laweyan. Beberapa pengusaha batik lain yang lebih senior meneruskan usaha batik keluarganya dan Mas T merasa terdorong untuk melakukan hal yang sama.

        Dalam perjalanannya, Mas T perlahan membuktikan bahwa dengan tekad, ide kreatif, dan inovasi seseorang dapat mengatasi kegagalannya. Melalui batik Mahkota, Mas T tidak hanya melestarikan budaya tetapi juga membuka jalan baru untuk perkembangan batik di masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun