Mohon tunggu...
Atanasius Belawing
Atanasius Belawing Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hallo saya mahasiswa Universitas Mulawarman Prodi Ilmu Hukum.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ritual Adat dan Tradisi Kematian Suku Dayak Bahau Turun-temurun dari Nenek Moyang Suku Dayak Bahau

2 Oktober 2022   13:38 Diperbarui: 2 Oktober 2022   16:40 716
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suku dayak bahau meyakini manusia tidak hanya memiliki raga melainkan juga memiliki roh (belwaan). maka roh orang mati harus dihantarkan menuju alam abadi yang dalam bahasa bahau disebut  " telang julan " Ritual menghantar arwah berlangsung dalam rangkaian upacara adat sejak hari pertama orang itu dinyatakan meninggal yang ditandai dengan hembusan nafas terakhir dalam bahasa bahau adalah " mutaat hengan ".

Ada ritual dan tradisi kematian suku dayak bahau yang dilakukan sebelum penguburan, kegiatan pertama memukul gong arti dalam memukul gong adalah memberitahu kepada masyarakat kampung bahwa ada orang yang meninggal di kampung tersebut setelah diberitahukan kepada masyarakat kampung mayat baru bisa dibersihkan. 

Setelah mayat dibersihkan barulah dipasangkan pakaian dan pakaian yang bisa dipasangkan biasanya berupa jas, baju kerja, baju kebaya atau baju adat tergantung dari kemauan keluarga yang meninggal tersebut. dan setelah itu keluarga akan memakai ikat kepala kain warna putih itu menandakan bahwa itu adalah keluarga yang sedang dalam masa duka.

Setelah itu warga akan gotong royong membantu membuat " Lungun " atau peti mati yang terbuat dari kayu bulat utuh yang dibuat lubang di tengah-tengahnya agar mayat bisa dimasukkan ke dalamnya dan ukuran kayu bulat ini akan disesuaikan dengan tubuh mayat dan di luar kayu akan diukir gambar-gambar seperti aso ' lejo (motif anijing) ini salah satunya, ukiran ini sudah turun temurun dipakai setiap pembuatan peti mati atau " Lungun " kayu bulat utuh.

Ada aturan-aturan yang harus ditaati sebelum penguburan salah satunya mayat tidak boleh tidak diawasi, mayat harus terus diawasi atau dijaga selama 24 jam sampai dikubur dan yang menjaganya bisa bergantian agar tidak tertidur. 

Suku Dayak Bahau percaya jika hewan seperti anjing atau kucing melangkah mayat, mayatnya akan hidup atau terbang karena suku dayak bahau percaya " Jeluh " atau kuyang bisa menjelma seperti hewan anjing atau kucing, jika ada hewan yang melangkahi mayat harus segera dibunuh karena takut itu adalah jelmaan, itulah yang dipercaya suku dayak bahau. 

Dan mayat akan diberikan makan dan minum berupa nasi dan air putih cara pemberian makanannya cuman disentuhkan di mulut tidak perlu dimasukkan di dalam mulut mayat dan kegiatan memberikan makan ini dilakukan setiap pagi hari dan sore hari, sebelum diberikan makan gong harus dipukul, memukul gong ini artinya membangunkan roh orang tersebut agar dia bangun dan makan makanan yang diberikan kepada roh orang tersebut. 

Suku Dayak Bahau percaya setelah kematian dan sebelum penguburan rohnya masih ada bersama mereka.

Ada ritual terakhir yang dilakukan oleh dayung, dayung adalah seorang dari dunia hidup yang memiliki kemampuan magis atau orang yang mempunyai kekuatan suparnatural untuk berkomunikasi dengan para penghuni dunia roh, dan inilah ritual yang dilakukan dayung ritual ini dilakukan pagi-pagi sebelum penguburan di siang hari. 

Dayung akan berkomunikasi dengan roh yang meninggal tersebut agar jalannya menuju " Telang Julaan " alam keabadian lurus saja agar roh tersebut tidak memikirkan yang ada di dunia orang hidup seperti keluarganya atau barang-barang pribadinya dan itulah arti dari ritual terakhir yang dilakukan oleh dayung. semua ritual adat dan tradisi kematian suku dayak bahau semuanya sudah turun temurun dilakukan dari zaman nenek moyang suku dayak bahau.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun