Mohon tunggu...
Atanshoo
Atanshoo Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Mahasiswa Administrasi Perkantoran. Memiliki hobby menulis, untuk menyalurkan kegelisahan terkhusus pada kategori Humaniora dan Lyfe

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ijinkan Aku Merokok, Pak!

16 Februari 2024   20:32 Diperbarui: 16 Februari 2024   20:48 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ijinkan Aku Merokok, Pak!
(Atanshoo)

Pak, pernahkah Bapak lihat langit mendung yang tak kunjung hujan? Pernahkah Bapak rasakan udara sesak yang tak bisa dihela lega? Begitulah hidupku akhir-akhir ini. Berat, menyesakkan, penuh kabut asap yang tak henti menguap.

Rokok, Pak. Ini pelampiasanku. Bukan karena aku sok jagoan, tapi karena hidup rasanya terlalu pahit untuk ditelan mentah-mentah. Pernahkah Bapak dicampakkan kekasih yang kau perjuangkan bertahun-tahun? Pernahkah kau ditikam dari belakang oleh yang kau sebut sahabat? Pernahkah kau lihat air mata ibumu jatuh karena beban hidup yang tak kuasa ia tanggung?

Aku, Pak, merasakan semuanya itu. Setiap hembusan asap ini seperti membawa pergi kepingan demi kepingan luka di hatiku. Keputusasaan yang menggerogoti, beban sebagai lelaki muda yang diharapkan jadi tulang punggung keluarga, semuanya terasa sedikit lebih ringan saat asap ini memenuhi paru-paruku.

Aku tahu ini tak sehat, Pak. Aku tahu ini bukan jalan keluar. Tapi, saat ini, saat dunia terasa gelap dan dingin, hanya ini yang aku punya. Ini pelarian terkutuk yang membuatku bisa sesaat memejamkan mata, pura-pura tak merasakan perihnya kenyataan.

Jangan salah paham, Pak. Aku tak ingin selamanya seperti ini. Aku ingin sembuh. Aku ingin bisa menghadapi hidup dengan dada tegap, seperti laki-laki sejati. Tapi, tolong, Pak, mengertilah. Biarkan aku sedikit berproses. Biarkan aku, untuk saat ini, berdamai dengan kepedihan dan beban hidupku, dengan cara yang aku tahu.

Mungkin suatu saat nanti, saat mentari kembali bersinar di hidupku, dan aku telah menemukan kekuatan untuk berdiri tegak, aku akan bisa melepaskan rokok ini. Aku akan bisa menghirup udara segar tanpa harus diracuni asapnya. Tapi untuk sekarang, Pak, ijinkan aku merokok. Tolong, ijinkan aku bertahan dengan caraku sendiri.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun