Mohon tunggu...
Atanshoo
Atanshoo Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Mahasiswa Administrasi Perkantoran. Memiliki hobby menulis, untuk menyalurkan kegelisahan terkhusus pada kategori Humaniora dan Lyfe

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kecintaan yang Terkutuk: Monolog Iblis tentang Cinta

5 Februari 2024   16:15 Diperbarui: 5 Februari 2024   16:30 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kecintaan yang Terkutuk: Monolog Iblis Tentang Kehancuran Cinta 

(Atanshoo)

Pernahkah kalian merasakan ketika cinta kalian hancur berkeping-keping? Itu adalah salah satu momen favoritku. Saat hati manusia retak, dan mereka mencari pelukan di dalam keputusasaan. Mereka menjadi rapuh, dan aku bisa merasakan getaran kekecewaan itu menyelimuti dunia mereka

Di dunia ini, manusia selalu mencari-cari hiburan untuk mengusir kebosanan mereka. Mereka menari di atas tali tipis antara kebaikan dan kejahatan, terkadang tak menyadari bahwa dalam setiap tindakan, aku, sang Iblis, selalu hadir, menggoda, menggiring, dan merayu. Apakah kalian tahu betapa menyenangkan pekerjaan ini? Menciptakan keraguan, merayu hati yang rapuh, dan merasuki pikiran yang bingung. Manusia seringkali menjadi pemain terbaik dalam pertunjukan ini, dan aku? Aku adalah sutradara di balik layar, menari-nari di bayangan kehidupan mereka.

Tetapi, di antara semua godaan yang kubuat, ada satu hal yang selalu berhasil membuat hati manusia berdebar-debar: cinta. Ah, cinta, sebuah seni yang begitu rumit dan memikat. Aku terlibat dalam setiap kisah cinta yang penuh dengan kegembiraan dan kepedihan. Mengapa mereka rela merasakan sakit ini? Apakah mereka tidak tahu bahwa aku selalu berada di sana, siap merangkul mereka dalam keputusasaan?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun