Mohon tunggu...
Atanshoo
Atanshoo Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Hobi membaca dan sesekali menulis.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tuhan, Aku Lelah

4 Februari 2024   07:00 Diperbarui: 4 Februari 2024   07:23 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tuhan, Aku Lelah.

(Atanshoo)

Tuhan, di sudut doa yang sunyi,
HambaMu datang dalam kehampaan diri.
Bertutur lelah, gelisah di hati,
Gundah gulana hati lelaki ini.

Di setiap rukuk, bisik hatinya berkata,
"Tuhan tolonglah aku, dunia ini membawa beban tanpa henti."
Bekerja dicampak, pintu-pintu tertutup,
Penuh tolak, keraguan merajai waktu.

Dalam sajadah, ia mengadu malam,
Kisahnya tak terdengar, hanya sekedar angan.
"Berikan susu untuk anak hamba Tuhan"
"Dunia ini terlalu beban, untuk aku yang lemah. Tolong aku Tuhan"

Dalam sujud, ia bersimpuh lemah,
Memohon petunjuk, cahaya di ujung gelap.
Peluh dan air mata menari di pipinya,
Bisik doa, "Bukakan pintu, wahai Tuhan."

Berkatilah hambaMu yang lelah ini,
Temukan jalan di padang pasir hati.
Biarkan hidup, meski tak selalu indah,
KasihMu penyejuk, obat bagi hatinya yang lelah.

Kau punya tujuan, Kau punya rencana,
Meski tak selalu jelas jalannya.
Tuhan, izinkan hambaMu bersandar,
Dan izinkan hambamu ini menangis dalam pelukmu kali ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun