Buku ini dimulai dengan premis yang mengatakan pria dan wanita pada dasarnya berbeda, dan bila setiap orang memahami lawan jenisnya maka akan lahir hubungan yang bahagia dan sehat. Semua orang tahu itu. Namun, tetap saja orang butuh sebuah buku yang menegaskan hal itu. Hasilnya, buku ini terjual hingga 50 juta kopi dan menurut CNN buku ini adalah "buku non-fiksi terlaris sepanjang 1990-an."Â
5. The Seven Habits of Highly Effective People, karya Stephen R. Covey (1989)
Setiap manajer hingga karyawan rasanya tahu buku ini. Hingga sekarang, bukunya telah terjual lebih dari 25 juta eksemplar serta beranak-pinak jadi beragam spin-off, termasuk versi untuk remaja yang ditulis Sean, anak Stephen R. Covey. Presiden AS Bill Clinton bahkan pernah mengundang Covey ke Camp David untuk berdiskusi bagaimana menerjemahkan yang ada di buku dalam pemerintahannya. Pada 2011, majalah Time menempatkan buku ini di daftar "25 Buku Manajemen Bisnis Paling Berpengaruh."Â
6. How to Win Friends and Influence People, karya Dale Carnegie (1939)
Buku ini digadang-gadang sebagai nenek moyang buku self help atau self improvement. Terbit pertama kali hampir delapan puluh tahun silam, buku ini terus dibaca dan dicetak ulang. Isinya tak lekang dimakan waktu karena topiknya universal dan selalu diperlukan setiap orang di setiap zaman. Dale Carnegie memberi tuntunan praktis bagaimana menambah teman, menjadi pemimpin organisasi hingga sukses mengelola rumah tangga. Edisi versi terbarunya terbit tahun 2011. Buku ini nangkring di urutan 19 di daftar 100 buku paling berpengaruh sepanjang masa versi majalah Time bersanding dengan novel-novel epik klasik, karya sastra, buku sejarah, iptek dll.Â
Penutup & Kesimpulan
Dalam meninjau enam buku pengembangan diri teratas di tahun 2024, termasuk "Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat" oleh Mark Manson, kita menemukan sebuah tapestri yang kaya akan pandangan dan strategi untuk menjalani kehidupan yang lebih memuaskan. Dari klasik yang tak lekang oleh waktu seperti "How to Win Friends and Influence People" oleh Dale Carnegie hingga pendekatan yang lebih modern dan kontraintuitif seperti yang diperkenalkan oleh Mark Manson, setiap buku menawarkan perspektif unik dan berharga.
Kesimpulan utama yang dapat diambil dari ulasan ini adalah bahwa, meskipun konsep dan metode yang disajikan beragam, inti dari buku-buku pengembangan diri tetap konsisten: memberdayakan individu untuk memahami dan meningkatkan diri mereka sendiri dalam berbagai aspek kehidupan.Â
Baik itu melalui peningkatan keterampilan interpersonal, pemahaman yang lebih dalam tentang dinamika gender, adaptasi terhadap perubahan, atau pengelolaan keuangan pribadi, buku-buku ini menyediakan alat dan wawasan yang diperlukan untuk pertumbuhan dan keberhasilan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H