Hei Para Pengganggu!
(Atanshoo)
Hei para pengganggu, dengarlah bisik angin, Â
Kata-kata tajammu bukanlah pujian atau pelangi, Â
Melainkan hujan asam, merusak, mengikis batin. Â
Tahukah kau, setiap ledek dan canda muak, Â
Menorehkan luka, bukan sekadar goresan tinta.
Lihatlah, dunia bukan panggung sandiwara dan kau tokoh utamanya, Â
Kita semua ini aktor, bukan kau saja yang mengambil peranannya. Â
Coba berdiri di tempat kami, rasakan getirnya!, Â
Sakitnya bukan hanya di kulit, tapi merasuk jiwa.
Kata-kata kau lemparkan, bagai batu tersembunyi, Â
Mungkin lupa kau esoknya, tapi bekasnya menghuni. Â
Kami bukanlah kanvas kosong untuk coretan leluconmu, Â
Kami adalah mimpi, harapan, yang ingin terbang tinggi.
Sadarilah, dalam setiap diri ada sebongkah kaca bernama hati, Â
Jangan hancurkan dengan tawa dan ejekan miring. Â
Kita semua berbeda, tapi sama dalam merindu bahagia, Â
Kenapa harus ada air mata, di dunia yang bisa indah?
Hei para pengganggu, jadilah sahabat, bukan hantu, Â
Bantu kami bangun, bukan tumbuh dalam ketakutan. Â
Dunia ini panggung bagi kita semua, Â
Mari ciptakan simfoni, bukan hanya nada-nada lara.
Mari kita berlayar di samudra kebaikan, Â
Tinggalkan pulau prasangka yang suram. Â
Genggam tangan, bukan tinju penuh amarah, Â
Karena kita semua, bagian dari lukisan yang sama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H