(Atanshoo)
Tembok tinggi membentang, memisahkan mimpi dan nyata,
Di baliknya, ada hati yang berdetak, Palestina yang berjuang.
Setiap batu bercerita, tentang luka dan tawa,
Di setiap sudutnya, ada cerita tentang asa.
Anak-anak berlari, di lorong waktu yang sempit,
Mencari celah sinar, dalam tembok yang mendekap erat.
Palestina, oh tanah harapan,
Di balik tembokmu, ada mimpi yang tak pernah padam.
4. Nyanyian Gaza
(Atanshoo)
Di Gaza, nyanyian malam tak pernah reda,
Melodi keberanian, di tengah deru badai duka.
Rumah-rumah berbisik, melodi tentang ketahanan,
Di setiap jengkal tanahnya, terukir cerita perlawanan.
Bulan di atas Gaza, saksi atas nyanyian tersebut,
Menceritakan tentang kekuatan, yang lahir dari hati yang tulus.
Palestina, negeri dengan nyanyian abadi,
Di mana setiap sudutnya, bernyanyi tentang keberani.
5. Doa Dari Jauh
(Atanshoo)
Dari kejauhan, kami mengirim doa,
Untukmu, Palestina, tanah yang penuh coba.
Di setiap doa kami, ada harapan untukmu,
Agar damai menyapa, di setiap sudut rumahmu.
Dari jauh kami melihat, cerita tentangmu terurai,
Perjuangan dan ketabahan, dalam setiap nafas yang kau hirup.
Palestina, oh tanah yang kuat,
Doa kami bersamamu, dalam setiap langkah perjuanganmu.
---
Penutup
Melalui perjalanan kata-kata dalam lima puisi ini, kita telah menyusuri lorong-lorong emosi dan realitas yang dialami oleh rakyat Palestina. Puisi-puisi ini bukan hanya sekadar rangkaian kata, melainkan suara hati yang berusaha menggambarkan perjuangan, harapan, dan ketabahan sebuah bangsa dalam menghadapi konflik dan tantangan. Di balik setiap metafora dan simbol, tersembunyi pesan tentang ketahanan manusia dan keinginan untuk hidup dalam damai dan martabat.