Nyepam Chat Mulu, Kaya Dibales Aja
(Atanshoo)
Di arena digital, aku rajanya nyepam, Â
Mengirim chat padamu, seperti ombak tak henti-hentinya. Â
Tapi responsmu, ah, bagaikan angin sepoi, Â
Nyaris tak terasa, seakan aku bicara pada dinding.
"Hey, apa kabar?" chatku terbang, Â
Dilanjutkan dengan "Lagi apa?" dan "Lihat ini lucu, kan?" Â
Seperti peluru kosong, tak pernah mengenai sasaran, Â
Kau acuh, seolah-olah aku tak lebih dari angin lalu.
Aku tahu, mungkin bagi mu aku hanya bayangan, Â
Yang lewat di notifikasi tanpa arti, Â
Tapi di hatiku, tiap kata yang kusampaikan, Â
Bagai puisi yang kutulis untuk bidadari di langit.
Mungkin aku hanya seniman jalanan di hatimu, Â
Yang kau lirik sekilas lalu kau lupakan. Â
Tapi tak apa, cintaku ini tak butuh panggung atau sorakan, Â
Cukup untukku bernyanyi, meski hanya untuk diri sendiri.
Kirim chat lagi? Tentu, itu kan hobiku, Â
Berharap suatu hari kau akan membaca dan tersenyum, Â
Bahwa di balik layar dinginmu, ada hati yang berdetak, Â
Yang mungkin, hanya mungkin, akan berdetak bersama denganku.
Jadi, sampai kapan aku akan nyepam chat? Â
Sampai kata-kataku habis, atau jari-jariku lelah. Â
Atau mungkin, sampai kau membalas, Â
Dengan satu kata, "Hai," yang akan membuat semuanya berharga.