Mohon tunggu...
Atanshoo
Atanshoo Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Mahasiswa Administrasi Perkantoran. Memiliki hobby menulis, untuk menyalurkan kegelisahan terkhusus pada kategori Humaniora dan Lyfe

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Beku di Rayu Rindu

14 Januari 2024   10:00 Diperbarui: 14 Januari 2024   10:15 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beku di Rayu Rindu

Karya: Atanshoo

Di sudut hati yang beku, terpatri bayangmu,
Dalam dingin malam, rindu ini menyapu,
Lantunan rayu, seperti angin lalu,
Membawa bisikan cinta, dalam sepi yang meru.

Terjaga dalam mimpi, yang tak pernah usai,
Seperti bintang yang berkelip, di langit hati ini,
Kau adalah mimpi, dalam realita yang tak kusadari,
Di mana rindu merayu, mencairkan beku hati.

Di antara ribuan kata, yang terucap dalam diam,
Ada namamu yang terukir, dalam setiap resah dan rindu,
Bagaikan puisi yang tak pernah rampung,
Kisah kita, dihempas ombak waktu.

Di balik tabir malam, aku menari bersama bayanganmu,
Dalam pelukan angin, di bawah rembulan yang malu,
Kau bagai nyanyian alam, merdu dan pilu,
Di mana setiap kata, merayu beku rindu.

Dan ketika fajar menyingsing, membawa harapan baru,
Ku simpan rindu ini, dalam lembaran hari,
Dalam setiap hela napas, dalam setiap detik berlalu,
Kau tetap puisi hati, beku di rayu rindu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun