Aroma Kenangan di Pagi Buta
(Atanshoo)
Pukul dua lima belas pagi buta,Â
Dunia terhanyut dalam heningnya tidur lelap,Â
Namun di sini, di ruang rindu yang terjaga,Â
Seorang laki-laki terperangkap dalam benang kenangan.
Terbangun, dalam kehampaan malam yang sunyi,Â
Mata terpejam, namun hati terpaku,Â
Terpikir akan sosok, wanita dalam angan,Â
Yang kini hanya hadir dalam bisikan angin malam.
Di ruangan itu, waktu seakan tertahan,Â
Membawa kembali aroma kenangan,Â
Dari saat-saat ketika jatuh cinta,
hingga akhirnya jarak yang memisahkan.Â
Kenangan itu, bagaikan film yang terputar,Â
Di layar hati yang tak bisa melupa,Â
Dari tawa lepas di bawah rintik hujan,Â
Hingga kata-kata cinta yang terucap dalam diam.
Aku teringat, bagaimana suara lucunya berbisik,Â
Melodi yang menggema di dalam dada,Â
Bagaimana matanya berkilau, penuh dengan cerita,Â
Dan sentuhan tangan yang hangat, membelai jiwa.
Namun, seperti bintang yang tersembunyi di balik awan,Â
Sosoknya kini jauh, hilang ditelan masa,Â
Hanya meninggalkan bayang-bayang di ruang hati,Â
Sebuah rindu yang tak pernah bisa dijangkau oleh siapa pun.
Di pagi buta ini, di antara detik yang berdenyut lambat,Â
Aku merenung, menenggelamkan diri dalam kenangan,Â
Menghirup aroma cinta yang pernah ada,Â
Sementara dunia luar masih terlelap dalam mimpi.
Aku berharap, jika waktu bisa diputar kembali,Â
Aku ingin mendekap satu momen, Dimana kita bertemu kembali dalam pelukan,Â
Namun pagi buta hanya menyimpan sunyi,Â
Dan kenangan, hanya menjadi teman sepi di sisi ranjang kosong.
Fajar perlahan menyapa,Â
Dan dunia mulai terbangun dari tidurnya,Â
aku pun beranjak, menyimpan kembali kenangan,Â
Dalam kotak hati yang akan selalu terkunci, hingga waktu memanggil kembali.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H