Mohon tunggu...
Atala Aminia Gunawan
Atala Aminia Gunawan Mohon Tunggu... Jurnalis - Dulu sekolah analis, sekarang pengen jadi jurnalis

Being journalist, mengubah cara berpikir massa menjadi berimbang dan intelek melalui media. Mahasiswa Ilmu Komunikasi Telkom University.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

JNE dan Energi Positif di Tengah Pandemi

31 Desember 2020   12:31 Diperbarui: 31 Desember 2020   13:02 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam rangka membantu pemerintah mengatasi wabah ini, banyak juga pihak yang melaksanakan bakti social secara langsung ke masyarakat. Program ini diprioritaskan di tempat umum sekiar kantor yang digunakan bersama seperti musholla, mesjid, gedung serbaguna, dan tempat pendidikan. 

Ada pula sosialisasi mengenai nilai penting menjaga gaya hidup sehat, mencuci tangan, menjaga jarak, dan sebagainya. Lalu ada pula program bantuan makanan bergizi, vitamin, dan sarana lain yang diperlukan bagi tenaga medis di rumah sakit setempat. Masker, APD, dan kebutuhan penunjang lainnya seperti hand sanitizer dan sabun cuci tangan bisa sampai ke genggaman masyarakat dan tenaga medis berkat adanya logistic seperti JNE.

2. Gerakan Penggalangan Donasi

Menyadari bahwa masalah ini tidak mungkin dipecahkan sendiri-sendiri, banyak public figure maupun instasi yang menginisiasi gerakan-gerakan penggalangan donasi. Mengutip dari situs www.suara.com ada banyak gerakan ini, salah satunya adalah Donasi Alat Pelindung Diri oleh RSPI Sulianti Saroso. 

Selain itu, beberapa public figure dan influencer yang bersama-sama mengajak masyarakat untuk berbagi melalui platform online untuk berdonasi yang terpercaya, hingga terkumpul dana milyaran rupiah untuk membeli APD dan hal lain yang berguna bagi pencegahan covid-19. Sifatnya yang massif dan mampu menggerakkan banyak orang, siapapun tergerak untuk memberi meskipun dengan dana kecil namun akhirnya terkumpul dalam jumlah yang sangat besar.

3. Gerakan Membantu Ojeg Online dan Orang yang Kurang Mampu

Salah satu pihak yang paling terkena dampak dari wabah ini adalah driver ojeg online. Saat banyak orang yang work from home, mereka adalah salah satu pihak yang tidak mungkin bekerja dari rumah, tetap harus berjibaku di jalanan untuk mencari sesuai nasi bagi anak dan istirnya. Namun, karena orderan semakin sepi, akhirnya pendapatan pun berkurang drastic. 

Menyikapi hal tersebut, penulis melihat di Twitter maupun Instagram, ajakan untuk sedikit meringankan beban driver ojol dengan cara memesan makan siang atau sarapan atau member tip kepada mereka. Meski sepele, namun terasa sangat mengharukan bagi driver ojol tersebut.

Ada banyak pula orang yang menjadi sadar untuk menyantuni orang yang tengah kesulitan, kembang kempis nafas nafkahnya karena pandemi. Menyantuni mereka yang membutuhkan bantuan materi baik uang maupun sembako. Seperti misalnya orang yang menggratiskan nasi uduk untuk sarapan ojol dan orang kurang mampu. Ada pula yang berbagi makanan di jalan, atau menggantungkan beberapa kantong berisi mie instan dan makanan di pagar rumahnya bagi para ojol dan orang kurang mampu yang kebetulan melintas.

4. Gerakan Swadaya Membuat Bilik Desinfektan, Masker Kain, dan APD

 Di Surabaya, Bu Tri Risma meminta tolong dosen-dosen ITS untuk membuatkan bilik-bilik desinfektan. Mengutip dari www.kompas.com, terdapat headline berita yang berbunyi "Modal Satu Mesin Jahit, Napi Perempuan di Aceh Gotong Royong Jahit Ratusan Masker". 

Begitupun di wilayah lain, banyak orang yang memiliki kemampuan menjahit dan yang memiliki alat jahit, tergerak untuk membantu membuat masker yang sangat dibutuhkan. Situs www.cnnindonesia.com memberitakan bahwa pelajar di Banda Aceh ciptakan APD untuk tenaga medis. Situs suarajatim.id memberitakan bahwa insudtri kecil bersatu lawan corona dengan membuat APD berbahan Polypropylene Spunbond.

5. Gerakan kontribusi Tenaga dan Keahlian

Selain dana, masyarakat pun tergerak untuk memberi kontribusinya dalam hal tenaga dan keahlian. Salah satunya adalah seorang yang memiliki keahlian dalam membuat kue. Dengan kesadaran penuh dia membagikan kue buatannya kepada tenaga medis. Ada pula dokter yang membuka layanan konsultasi gratis secara online agar masyarakat tidak perlu mengantri di Puskesmas/RS/Klinik yang rentan penularan.

Contoh-contoh di atas barangkali hanya sebagian kecil dari gerakan-gerakan yang muncul dan diinisiasi secara mandiri oleh masyarakat dalam rangka membantu pemerintah mengatasi wabah covid-19. Semuanya dimulai dari area sekitarnya yang mungkin kecil, tapi karena dilakukan bersama-sama, terkumpul energy positif yang sangat besar sehingga memiliki dampak yang sangat yang signifikan. Hal ini membuktikan hata-kata bijak yang mengatakan "Lebih baik menyalakan lilin daripada mengutuk kegelapan". 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun