Mohon tunggu...
Atala Aminia Gunawan
Atala Aminia Gunawan Mohon Tunggu... Jurnalis - Dulu sekolah analis, sekarang pengen jadi jurnalis

Being journalist, mengubah cara berpikir massa menjadi berimbang dan intelek melalui media. Mahasiswa Ilmu Komunikasi Telkom University.

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

Odading Mang Oleh, Makanan Lokal yang Diselamatkan Global Village

1 Oktober 2020   19:26 Diperbarui: 1 Oktober 2020   20:25 340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source : urbanasia.com

Akhir-akhir ini sedang viral makanan lokal bernama odading dengan brand Odading Mang Oleh. Dipromosikan oleh vlogger dengan akun Instagram @m.adelondok, Odading Mang Oleh kini menjadi incaran pegiat kuliner. Berkat promosi dari Ade Londok, stand Odading Mang Oleh selalu dihiasi antrian panjang setiap harinya. 

Meliahat fenomena ini, terbesit dalam benak saya bagaimana bisa makanan lokal yang bahkan saya dari Bandung pun tidak tahu sebelumnya akan eksistensi dari Odading Mang Oleh. Namun sekarang, makanan ini mendadak diketahui masyarakat luas, disuarakan dari hulu ke hiir Indonesia. Luar biasa, kan? Lantas, apa hal besar yang membuatnya menjadi mengglobal seperti sekarang?

Media adalah Entitas Terkuat di Muka Bumi

Berdasarkan sosiologi komunikasi yang akhir-akhir ini saya pelajari, hal itu dikarenakan adanya media yang menyuarakan, menggemborkan, serta mendorong massa untuk membeli makanan tersebut. Layaknya yang diucapkan oleh Malcolm X, bahwa media adalah entitas yang paling kuat di bumi, karena media mengendalikan pikiran massa dan itulah kekuasaannya. 

Apalagi di era modern dengan perkembangan teknologi yang mendukung semakin kuatnya media massa. Tanpa tatap muka, berdiskusi secara langsung, atau menghampiri massa secara offline, media kini bisa menyentuh hati dan pikiran masyarakat dengan jaringan udara yang tak kasat mata.

Semua Gara-gara Global Village

Ilmuwan yang menggagas hal ini ialah Marshall McLuhan. Ia sudah memprediksi akan ada masa dimana komunikasi bisa mengglobal tanpa kenal jarak dan waktu. Pertukaran informasi bisa dilakukan dengan sangat cepat meski jaraknya terbilang jauh. Konsep ini ditulis dalam buku hasil buah pikirnya yang diberi judul Understanding Media: Extension of A Man. Konsep tentang prediksinya ini Ia namakan konsep media Global Village.

McLuhan memperkirakan pada masa digital dan serba komputer, pemahaman masyarakat akan mengarah kepada perubahan cara serta pola komunikasi. Bagaimana pada saat itu, masyarakat tidak akan menyadari bahwa mereka sedang mengalami sebuah revolusi komunikasi yang berefek pada cara berkomunikasi antarpribadi.

Di atas level komunikasi interpersonal yakni komunikasi antara dua-tiga orang, pada masa Global Village benar-benar terjadi trend komunikasi akan ke arah komunikasi massa, yakni bersifat massal dan luas. 

Di mana pembicaraan akan suatu topik dapat menjadi konsumsi dan masukan bagi masyarakat luas, kecuali tentu saja hal-hal yang bersifat amat rahasia seperti rahasia perusahaan, rahasia negara, keamanan-ketahanan. Semua orang berhak untuk ikut dalam pembicaraan umum, dan juga berjak untuk mengkonsumsinya, tanpa terkecuali.

McLuhan menyatakan bahwa desa global terjadi sebagai akibat dari penyebaran informasi yang sangat cepat dan massif di masyarakat. Penyebaran yang cepat dan massif ini menggunakan teknologi informasi dan komunikasi (media massa). Manusia pada masa itu akan lebih menyukai komunikasi audiovisual yang ateraktif, informatif, dan menghibur. 

Bertentangan dengan "kekuatan" teknologi media massa, manusia tidak akan mengagumi internet seperti pada awal kehadirannya di tengah masyarakat, sekalipun Internet dapat menghubungkan satu orang dengan orang lainnya dalam tempat yang berjauhan, menyampaikan banyak pesan ke tempat yang berlainan dalam satu waktu bersamaan.

Beruntunglah Bagi Orang yang Memanfaatkan Media

Source : correcto.id
Source : correcto.id
Pendapat dari McLuhan ini sangat cukup untuk menjelaskan bagaimana bisa promosi Ade Londok tersebar dengan cepat, luas, dan berefek besar pada perilaku massa. Promosi unik nan menggelitik yang memicu atensi massa, berpadu dengan canggihnya revolusi komunikasi yang didukung oleh Global Village-lah aktor utamanya. 

Jika Ade Londok mempromosikan Odadingnya hanya pada personal tanpa melalui media massa, saya rasa butuh waktu lama untuk mengumpulkan massa yang rela antri panjang demi 'seonggok' odading. Kalau dipikir-pikir kan apa spesialnya makanan lokal dan jadul? Tapi sekali lagi saya tegaskan, media bisa mengubah massa menjadi tergerak untuk mencoba dan rela antri panjang.

Lewat media massa pula, Ade Londok bisa mengumpulkan massa yang dengan rela hati membagikan promosinya yang unik itu. Sehingga semakin banyak pula orang yang melihat dan tertarik untuk mencoba hal yang Ia promosikan.

Teruntuk Para Pembaca

Media bisa menjadi alat Anda untuk mendapat suara dan dukungan massa. Entah untuk kepentingan bisnis, konten, kampanye, dan lainnya. Teknologi sudah memfasilitasi, bahkan tak hanya fasilitas ruang berekspresi, tapi juga fasilitas supporter gratis yang bisa Anda gaet. 

Selamat datang di era Global Village, sadarilah Anda kini berada pada era itu. Era dimana informasi yang Anda posting bukanlah hal yang bersifat pribadi,  tapi bisa menjadi konsumsi global. Jika tidak menggunakannya secara bijak, bersiaplah bukan manfaat yang akan Anda dapat, tapi justru bencana.

Referensi

McLuhan, Marshall. 1968. War and Peace in the Global Vilage. USA: Bantam Book Inc.

1964. Understanding Media: Extension of Man. USA: A Signet Book.

1968. The Medium is The Message: An Inventory of Effect. USA: Bantam Book Inc.

Sumaidira, Haris. 2014. Sosiologi Komunikasi Massa. Bandung : Simbiosa Rekatama Media.

id.wikipedia.org

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun