Perjuangan Pendidikan Islam dalam menegakkan nilai nilai Moral dan Memerangi Penyimpangan Sosial

Penyimpangan dapat dianggap sebagai prosedur, metode, atau praktik yang melibatkan pengabaian atau pelanggaran terhadap aturan yang berlaku dalam suatu organisasi sosial Konsep 'organisasi sosial' melibatkan aspek-aspek terkait masyarakat dan semangat kolektivitas, seperti saling mendukung dan berbagi. Istilah 'sosial' merujuk pada kelompok-kelompok yang mematuhi aturan dan norma tertentu. Dalam konteks ini, 'tindakan' menggambarkan situasi di mana individu bisa saja mengikuti atau melanggar peraturan yang ditetapkan oleh sistem kesejahteraan sosial tertentu.

Menurut Dimiyati, dari sudut pandang pendidikan, perilaku menyimpang pada anak atau remaja dianggap sebagai gangguan dalam proses pembelajaran di sekolah, ketidakpatuhan terhadap aturan yang ada, serta kesulitan dalam berinteraksi sosial dan aspek lain yang dapat merugikan diri sendiri atau orang lain. Secara umum, perilaku atau ucapan siswa yang mengganggu atau merugikan orang lain maupun dirinya sendiri sering dianggap sebagai penyimpangan perilaku. Istilah penyimpangan perilaku sering kali dipertukarkan dengan gangguan emosional dan ketidakmampuan penyesuaian diri dalam berbagai bentuknya.

Agar suatu tindakan dianggap sebagai akhlak, tindakan tersebut harus memenuhi dua kriteria: pertama, tindakan itu harus dilakukan secara berulang hingga menjadi kebiasaan; kedua, tindakan tersebut harus dilakukan dengan kesadaran sendiri tanpa adanya tekanan dari luar, seperti ancaman atau paksaan, serta tidak semata-mata karena bujukan atau rayuan.

Sistem moral adalah suatu keseluruhan yang mencakup berbagai komponen yang saling berinteraksi dan berfungsi secara harmonis, dengan fokus pada nilai dan moralitas Islam. Dengan demikian, tujuan utama pendidikan Islam adalah pengembangan akhlak yang baik, dan sistem moral Islam yang diterapkan dalam pendidikan didasarkan pada nilai-nilai Islam.