Mohon tunggu...
Sigit Iskandar Pamungkas
Sigit Iskandar Pamungkas Mohon Tunggu... Freelancer - Man Jadda Wa Jadda

"Hidup sekali, iduplah yang berarti"

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Atasi Kejahatan Online, Pemerintah RI Harus Bentuk “iPolice”

18 September 2016   11:14 Diperbarui: 18 September 2016   13:55 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia merupakan salah satu negara pengguna internet terbesar di dunia. Tercatat lebih dari 20 juta masyarakat Indonesia aktif sosial media. Berkembangnya smartphone berbasis Android dan iOS pun turut berkontribusi terhadap peningkatan pengguna sosial media di Indonesia.  Aplikasi sosial media yang sekarang berkembang di dunia saat ini seperti Instagram, Facebook, Twitter, Whatsapp, BBM, dan Line menguasai hampir setiap lini pengguna sosial media.

Aplikasi sosial media merupakan sarana inovasi di sektor teknologi informasi agar memudahkan masing-masing individu atau kelompok dapat saling berkomunikasi walau terpisah oleh jarak yang jauh. Bahkan, Bisnis di bidang online pun semakin meningkat dan akan terus berkembang setiap tahunnya.

Perusahaan-perusahaan multinasional dan nasional baik di bidang jasa maupun indutri pun tidak lepas untuk memanfaatkan penggunaan internet ini seperti melakukan promosi, periklanan, pelayanan, dan pemasaran melalui sistem online. Dengan tujuan, bukan hanya menawarkan konsumennya di dalam negeri tetapi juga di seluruh dunia. Hal ini merupakan keuntungan dunia usaha dalam melakukan target pemasarannya yang mudah dan efisien tanpa memerlukan biaya yang besar.

Perkembangan internet yang berkembang cepat dan terus meningkat tidak lepas dari sisi positif dan negatifnya. Disisi postif internet banyak berperan dalam memudahkan seluruh orang di dunia untuk berbagi informasi, edukasi dan berinteraksi tanpa batas jarak dan waktu. Akan tetapi, di sisi lain internet mempunyai dampak negatif yang sangat besar.

Kemampuan internet untuk menyatukan orang-orang di seluruh dunia seringkali dimanfaatkan oleh oknum-oknum kejahatan yang tidak bertanggung jawab. Kasus penipuan, penyadapan, bahkan penculikan pun seringkali dilakukan melalui internet. Bahkan, banyak sekali data yang mengungkapkan akan adanya kekhawatiran kejahatan melalui internet khususnya di Indonesia.

www.adweek.com
www.adweek.com
Menurut laporan Internet Security Threat Report (ISTR) dari Synmantec terungkap bahwa selama tahun 2015 terjadi peningkatan kasus kejahatan online dan Zero day attack meningkat sebesar 125% dari tahun sebelumnya.

Atau bisa dikatakan hampir setiap minggu terjadi serangan oleh Black Hat Hacker. Zero day attack sendiri adalah serangan oleh cyber jahat terhadap sistem perusahaan, lembaga dan perorangan yang memiliki tingkat keberhasilan terbesar dan hasil tertinggi. Kejahatan online yang terus meningkat beberapa tahun terakhir menyebabkan kekhawatiran rentannya sistem digitalisasi di masa globalisasi sekarang ini.Bahan data-data kekhawatiran pun muncul akibat kejahatan internet tersebut.

            Berikut tujuh hal yang harus diwaspadai pemerintah Indonesia yang berhasil dihimpun Symantec melalui ISTR :

  1. Indonesia kini menduduki peringkat ke 10 di seluruh Asia Pasifik dan Jepang dalam kasus penipuan sosial media
  2. Resiko kejahatan semakin besar pada semua situs bahkan terpopuler sekalipun.
  3. Lebih dari lima ratus juta Data Informasi Pribadi hilang atau Hilang tahun 2015.
  4. Para penjahat cyber mempunyai tujuan yang membuat korbannnya menyerahkan sejumlah nominal uang kepada mereka.
  5. Tahun 2015 muncul lebih dari 430 juta kumpulan malware unik baru
  6. Indonesia berada di peringkat ke-13 di seluruh negara Asia Pasifik untuk Ransomware yang artinya setara dengan 14 serangan setiap harinya.
  7. Peringkat Indonesia untuk kode berbahaya peringkat ke-5 pada tahun 2015 naik dua peringkat dari tahun sebelumnya.

Berdasarkan data tersebut, kejahatan yang terjadi di dunia maya lebih tinggi dibandingkan kejahatan di dunia nyata. Hal ini menimbulkan upaya untuk membentuk proteksi dalam upaya memeberantas kejahatan dunia cyber.

Bahkan, beberapa wacana muncul untuk membuat sebuah sistem yang dinamakan BIG DATA CYBER SECURITY. Yang dimana dalam sistem tersebut seluruh data internet seperti percakapan, dokumen, foto serta seluruh informasi masyarakat akan diawasi oleh pemerintah yang bertujuan untuk keamanan negara.

Akan tetapi sebagian pihak ada yang menyatakan, bahwa jika seluruh data terpusat dan diawasi oleh pemerintah ini akan membatasi kebebasan hak asasi warga negara, dikarenakan setiap orang mempunyai privasi yang memang tidak ingin diketahui oleh orang lain.

Tapi disisi lain juga, agar dapat membentuk keamanan internet yang tinggi diperlukan suatu data terpusat agar jika terjadi tindak kejahatan pemerintah dapat dengan mudah mengetahui segala sesuatu melalui data terpusat tersebut. Oleh karena itu, jika keamanan ini di buat dengan tujuan untuk melindungi seluruh warga negara dari tindak kejahatan kriminal di dunia maya. Maka, bisa dibentuk badan keamanan oleh negara yakni iPolice.

www.pos-metro.com
www.pos-metro.com
“iPolice” sendiri merupakan singkatan dari internet-police yang artinya polisi yang menangani berbagai kasus kejahatan di dunia maya. Hal ini dimaksudkan agar dapat melindungi korban kejahatan internet baik lembaga, perusahaan dan pribadi. Konsep polisi internet kini sudah ada di beberapa negara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun