Mohon tunggu...
Asyita Al Mufidah
Asyita Al Mufidah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa PGSD B

MAHASISWA UNUSA PRODI PGSD KELAS 1B

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kegigihan Seorang Guru Honorer

13 November 2021   16:20 Diperbarui: 13 November 2021   16:34 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hujan lebat turun di sebuah Desa Sumber Asih, meski begitu tidak menyurutkan semangat Pak Rahman, seorang guru honorer di SD 01 Sumber Asih untuk mengajar serta mendidik siswa-siswinya guna menjadi orang yang sukses. Saat perjalanan hujan semakin lebat akhirnya Pak Rahman pun berhenti dan berteduh disebuah gubuk. 

Namun beliau mendengar suara anak kecil dengan rambut sebahu sedang menangis. Pak Rahman mendekati anak tersebut, begitu terkejut mengetahui bahwa anak tersebut adalah salah satu siswinya.

"Kenapa kamu menangis, Sita?" tanya Pak Rahman.

Anak kecil itu hanya menjawab dengan gelengan kepala. 

"Kenapa kamu tidak berangkat sekolah?" namun pertanyaan itu tak kunjung mendapat jawaban, karena Sita hanya diam. 

Pak Rahman yang melihat itu lantas tersenyum. "Coba cerita, kenapa kamu menangis."  

Sita pun akhirnya mendongak dan menatap wajah gurunya, "masih hujan, Pak." 

Pak Rahman berkata, "berarti setelah hujan reda, berangkat ke sekolah sama bapak ya?" 

Sita pun menjawab dengan gelengan kepala, membuat Pak Rahman kebingungan. 

"Kenapa Sita?" 

"Sita tidak mau sekolah karena belom mengerjakan tugas matematika. Sita tidak bisa mengerjakannya, Pak Rahman." jawab Sita dengan mengelap air matanya. 

Pak Rahman yang mendengar itu lantas tersenyum sambil berkata, "Sita berangkat sekolah sama Pak Rahman setelah hujan reda ya. Nanti Pak Rahman ajari matematika, mau?" Sita pun menatap pak Rahman dengan mata yang berbinar, lantas anak itu mengangguk. 

Selang beberapa menit hujan pun reda, Pak Rahman dan Sita berangkat ke sekolah SD 1 Sumber Asih dengan Pak Rahman mengikuti Sita yang sedang mengayuh sepedanya dari belakang.

Sesampainya di sekolah pak Rahman dan sita masuk kedalam kelas. "Assalamualaikum, anak-anak," ucap Pak Rahman

"Waalaikum Salam," jawab anak kelas 2 SD.

"Baik, di sini Pak Rahman akan mengulangi kembali pelajaran kemarin agar kalian bisa paham. Untuk tugas rumahnya, tidak usah dikumpulkan," terang Pak Rahman.

"Yeay!" sorak Anak kelas 2 itu. 

"Jadi kali ini kita akan membahas tentang perkalian susun. Oke anak-anak, jadi begini cara menghitung perkalian susun. Langsung Pak Rahman kasih contoh soal ya. Hitunglah perkalian 27 x 2 dengan teknik susun."

Pak Rahman berjalan mendekat ke papan tulis di depan kelas. Membuka spidol dan menjelaskannya kepada siswa-siswinya. "Jadi caranya seperti ini anak-anak, pertama, hitung terlebih dahulu 7 x 2, yaitu = 14, selanjutnya tulis angka 4 saja sedangkan angka 1, lalu dijumlahkan dengan hasil perhitungan selanjutnya, lalu hitung angka 2 x 2 = 4 dan jangan lupa anak-anakku, tambahkan dengan angka 1 tadi ya jadinya seperti ini 

27

  2

___x

54

"Sampai sini sudah paham semua?" tanya Pak Rahman.

"Sudah, Pak!"

"Sita, apa kamu sudah paham?" 

Sita pun menjawab dengan penuh semangat, "sudah, Pak."

"Oke anak-anak, kalau kalian sudah paham kita akhiri pembelajaran kita pada hari ini. Jangan lupa tugas yang kemaren dikumpulkan minggu depan. Tetap semangat ya anak-anakku, wassalamu'alaikum," ucap Pak Rahman sembari merapikan meja guru.

"Baik, Pak. Waalaikum Salam."

"Oke, kalian boleh meninggalkan kelas." 

Setelah itu satu persatu anak kelas 2 pun keluar kelas setelah bersalaman dengan Pak Rahman, tak terkecuali ada Sita yang sengaja memilih bersalaman paling akhir.

"Terima kasih banyak Pak Rahman, karena sudah mau menjelaskan ulang. Sita jadi ingin punya cita-cita jadi guru SD jika sudah besar kelak, seperti Pak Rahman, menyebar ilmu pengetahuan untuk orang-orang," ucap Sita

Pak Rahman yang mendengar hal itu lantas tersenyum. Merasa terharu atas apa yang siswinya katakan barusan. "Aamiin.. maka dari itu, Sita harus rajin dan giat belajar agar bisa menjadi guru SD seperti Bapak." 

Sita tersenyum lebar. "Baik, Pak!" seru anak itu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun