Adi baru saja pindah ke desa dan mendengar banyak cerita seram tentang rumah tua yang sudah lama tak berpenghuni. Meski teman-temannya, termasuk Rudi, melarangnya, rasa penasaran Adi mengalahkan rasa takut. Suatu malam, ia memutuskan untuk mengunjungi rumah itu sendirian.
Sesampainya di sana, rumah itu terlihat angker, dengan dinding yang dipenuhi lumut dan jendela pecah. Pintu utama terbuka sedikit, seakan mengundangnya masuk. Adi mengabaikan perasaan takut yang mulai merayap, melangkah masuk ke dalam rumah yang sepi dan gelap. Hanya ada cahaya bulan yang sedikit menerobos melalui jendela retak. Ia berjalan pelan hingga sampai ke ruang utama, tempat sebuah cermin besar berdiri di sudut ruangan.
Adi mendekat, dan saat melihat ke dalam cermin, ia terkejut. Ada sosok gadis muda dengan gaun putih berdiri di sana, menatapnya dengan mata kosong. Gadis itu tidak bergerak, hanya diam memandang.
"Siapa itu?" tanya Adi dengan suara bergetar, tak percaya pada apa yang dilihatnya.
Tiba-tiba, gadis itu tersenyum. Senyum yang aneh dan mengerikan. Matanya semakin menatap tajam, seolah menembus jantung Adi. Tanpa bisa bergerak, Adi merasa tubuhnya kaku, terkunci oleh pandangan gadis itu. Dalam detik berikutnya, gadis itu mulai melangkah keluar dari cermin dengan kecepatan yang tak masuk akal, semakin mendekat.
Adi berteriak dan berlari, tubuhnya seperti dipaksa untuk bergerak. Dengan langkah terburu-buru, ia keluar dari rumah itu dan berhenti beberapa langkah dari pintu. Ia menoleh ke belakang, namun rumah itu kembali sunyi, dan gadis itu tak tampak lagi.
Sejak malam itu, Adi tak pernah lagi menginjakkan kaki ke rumah tua itu. Namun, setiap kali ia melihat cermin, perasaan aneh itu kembali muncul. Senyum gadis itu, yang seolah tak akan pernah hilang, selalu menghantuinya.
TAMAT
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI