Pemuda Lampung dengan sosial media Instagram @awbimax yang sedang menjalani masa studinya di Australia belum lama ini mengunggah kritikan untuk daerah Lampung secara terang-terangan.Â
Hal tersebut membuat Gindha Ansori, salah satu warga Lampung dan bekerja sebagai advokat langsung melaporkan sang content creator bernama Bima Yudho Saputro dengan tuduhan menjelekkan daerahnya. Dalam konten tersebut, Bima mengungkapkan alasan-alasan Lampung belum maju.Â
Memang, diawal ia sempat menggunakan kata kasar dengan alasan jika ia hanya menggunakan kata-kata yang sopan dan lembut pastinya hal tersebut tidak mengundang kontroversi seperti sekarang ini.
Banyak masyarakat yang mendukung Bima di sosial media. Salah satunya diungkapkan oleh pemilik akun @nico_h512 "Wah, inilah baru roda penggerak negara sesungguhnya, ia menghentak, dan tak terhentikan, karena ia benar.Â
Inilah baru "Anak Negri" @awbimax , berani berpendapat, mengkritik, menyatakan kebenaran, thanks for become the light of my country 🇮🇩." melalui Instagram. Di Australia pun, Bima mengungkapankan bahwa warga Indonesia yang menetap disana juga meberikan dukungan positif bagi Bima.Â
Namun, beberapa jam yang lalu Bima kembali mengunggah keresahannya. Bukan mengenai dirinya karena dapat dikatakan dirinya baik-baik saja di Australia. Akan tetapi, ia mengkhawatirkan orang tuanya yang masih menetap di Indonesia.Â
Melalui akunnya, Ia mengatakan bahwa sejumlah polisi daerah mendatangi rumahnya dengan meminta beberapa dokumen Bima salah satunya ijazah. Tak hanya itu, Bima juga diperintah untuk berhenti mengkritik.Â
Bima pun sempat menangis diunggahannya, lantaran ayahanda Bima adalah seorang PNS yang akan pensiun tiga bulan lagi. Haru mengundang ketika ia mengungkapkan ke khawatirannya.
Sebegitu salahnyakah mengutarakan opini yang sebenarnya adalah hak masyarakat Indonesia. Sedikit sekali pemuda yang berani mengungkapkan keresahan-keresahannya.Â
Apalagi yang diungkapkannya tidak hanya mengandung permasalahan pribadi, tetapi seluruh masyarakat setempat. Sebagai masyarakat Indonesia yang menjunjung keadilan rasanya tidak etis, ketika salah satu warganya merasa tidak aman hanya karena beropini.Â