Mohon tunggu...
Asyifa Khairunnisa
Asyifa Khairunnisa Mohon Tunggu... Lainnya - penulis

introvert

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Senyawa alkaloid pada kopi serta manfaat dan dampaknya bagi tubuh

10 Agustus 2023   14:30 Diperbarui: 10 Agustus 2023   14:39 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Kopi merupakan minuman yang paling banyak dinikmati di Indonesia maupun di dunia,dahulu kopi hanyalah minuman penghilang kantuk, tetapi di zaman sekarang ini kopi merupakan gaya hidup, kedai-kedai kopi di Indonesia sudah menyebar luas yang tercatat pada 2019 jumlahnya  mencapai 3000 gerai ,negara kita juga berhasil meraih pengakuan sebagai salah satu negara produsen kopi terbesar didunia. Tapi apasih yang membuat kopi dapat menghilangkan rasa kantuk?.

Kopi berasal dari tumbuhan, yang bila dikonsumsi dapat meningkatkan semangat dan stamina.Mengapa bisa begitu?.Jawabannya kopi mengandung senyawa alkaloid yang mampu merangsang sistem syaraf pusat untuk lebih aktif sehingga menimbulkan efek segar. 

Senyawa alkaloid yang umum terkandung pada kopi adalah kafein.Tetapi apakah hanya kopi yang memiliki senyawa alkaloid,jawabannya tidak,di Indonesia banyak sekali tumbuhan yang tergolong sebagai bahan penyegar seperti teh,tembakau,coklat,sirih,dan kola.

Balik lagi ke kafein dan kopi, mari kenalan dengan 2 jenis kopi ini yaitu kopi Arabica (Coffeea arabica) dan kopi Robusta (Coffeea chanephora). kopi Arabica, terkenal sebagai kopi terbaik Kopi Arabica dengan rasanya yang manis dan aromanya yang kuat. merupakan golongan kopi paling banyak diproduksi di dunia (60%)  dengan ketinggian pohon sekitar 4-6 m, khas negara Ethiopia. Dapat tumbuh di iklim tropis dan subtropis, dengan kisaran suhu 18- 26°C, 600-2000 dpl. Biji kopinya berukuran kecil berwarna hijau hingga merah gelap.kandungan kafeinnya mencapai 1,5%. 

Selanjutnya, dikenal sebagai "kopi kelas dua" Korena harganya lebih murah, dan lebih resisten terhadap hama . kopi Robusta ini banyak ditanam di Indonesi, mempunyai ketinggian  pohon mencapai 12 m, ditanam didaerah lebih rendah dari kopi Arabika. Contoh kopi Luwak (Indonesia),dan Kape Alamid (Filipino) Robusta berasal dari Kongo, Tekstur lebih keras, rasa lebih pahil, agak asam, arama lebih kuat,dengan kandungan kofein cukup tinggi (2.8%).

Kafein adalah perangsang sistem saraf pusat alami dari golongan methylxanthine dan merupakan pembangun psikoaktif yang paling banyak digunakan di dunia. Kafein memiliki nama lain Trimetilsantin (C8H10N4O2) yang digunakan sebagai bahan tambahan untuk soda dan minuman berenergi. Tujuan utama dari konsumsi kafein adalah untuk memberantas kelelahan dan kantuk, meningkatkan daya tangkap indra, meningkatkan kerja otak. Badan FDA( Food and Drug Administration)telah menyetujui bahwa kafein dapat digunakan dalam pengobatan apnea prematuritas dan dysplasia bronkopulmonalis pada bayi premature,dan dalam tahap penyelidikan untuk mengobati depresi danpenurunan neurokognitif, seperti pada penyakit Alzheimer dan Parkinson.

Untuk membuat kopi yang akan disajikan tentunya harus melewati tahap peroastingan atau sangrai yang nantinya akan mempengaruhi warna, teksture dan aroma . Semakin lama proses sangrai  dan tingginya suhu yang digunakan, maka warna kopi akan semakin gelap.kegiatan ini disebut sebagai Reaksi Maillard, reaksi utama selama proses sangrai, menghasilkan melanoidin, yang memengaruhi keseluruhan kapasitas antioksidan dan akibat dari antiinflamasi kopi.

Kafein walaupun menyegarkan,apabila di konsumsi dalam jumlah berlebih tak sesuai dengan takaran, maka akan menimbulkan efek samping yang berbahaya bagi tubuh,dan dapat mentoleransi glukosa. Nahh dengan berkembangnya dunia teknologi di bidang ketahanan pangan, terciptalah Kopi Decaf (Decaffeinated) yaitu kopi yang mengalami kehilangan hampir seluruh kandungan kafein nya. Menggunakan Larutan karbondioksida sebagai instrument untuk menghilangkan kafein dalam kopi, kopi decaf disarankan untuk treatment orang yang kecanduan kopi dan menurunkan toleransi glukosa pada tubuh.

Jadi apakah kalian pecinta kopi, dan tertarik untuk mencoba kopi decaf sebagai konsumsi selingan kopi berkafein?.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun