Mohon tunggu...
Asyifah
Asyifah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa aktif

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Negara yang Agamis tetapi Banyak Korupsi

20 November 2024   21:28 Diperbarui: 20 November 2024   21:28 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Negara Agamis dan Korupsi: Antara Nilai Religius dan Realitas Sosial

Negara yang mendasarkan identitasnya pada nilai-nilai agama sering dianggap sebagai tempat di mana keadilan, kejujuran, dan integritas menjadi prinsip utama. Dalam ajaran agama mana pun, korupsi adalah dosa besar yang bertentangan dengan moralitas dan etika. 

Namun, kenyataannya, beberapa negara yang dikenal religius atau mengklaim diri sebagai negara agamis justru menghadapi masalah korupsi yang merajalela. Fenomena ini menciptakan sebuah paradoks: bagaimana negara yang menjunjung tinggi nilai-nilai agama gagal menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, terutama di sektor pemerintahan?

Agama dan Moralitas Publik

Agama memiliki peran besar dalam membentuk moralitas individu dan masyarakat. Negara yang berlandaskan nilai-nilai agama sering kali mengintegrasikan prinsip-prinsip religius ke dalam hukum dan kebijakan. Hal ini seharusnya menciptakan tatanan masyarakat yang adil dan bersih dari penyimpangan seperti korupsi.

Namun, korupsi tetap menjadi masalah akut di beberapa negara agamis. Menurut data Transparency International, beberapa negara dengan mayoritas penduduk religius justru masuk dalam daftar negara dengan tingkat korupsi tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa keberadaan agama sebagai identitas nasional tidak selalu berbanding lurus dengan praktik anti-korupsi.

Penyebab Korupsi di Negara Agamis

Mengapa negara yang mengaku agamis tetap berjuang melawan korupsi? Berikut beberapa alasan utama:

1. Pemanfaatan Agama sebagai Legitimasi Kekuasaan

Pemimpin politik di negara agamis sering kali menggunakan simbol agama untuk mendapatkan dukungan rakyat. Namun, legitimasi ini tidak selalu diiringi dengan moralitas yang tinggi. Agama sering digunakan sebagai alat politik, sementara praktik korupsi tetap berlangsung di balik layar.

2. Kelemahan Penegakan Hukum

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun