Mohon tunggu...
Asyifah
Asyifah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa aktif

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Negara yang Agamis tetapi Banyak Korupsi

20 November 2024   21:28 Diperbarui: 20 November 2024   21:28 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sistem hukum di beberapa negara agamis cenderung lemah dan tidak independen. Hal ini menciptakan celah bagi pejabat publik untuk melakukan penyimpangan tanpa takut mendapatkan hukuman. Dalam banyak kasus, hukum ditegakkan secara tebang pilih.

3. Budaya Patronase dan Nepotisme

Di masyarakat yang religius, hubungan kekeluargaan atau kesukuan sering kali sangat kuat. Sayangnya, hal ini kadang disalahgunakan untuk membangun budaya patronase, di mana jabatan atau proyek diberikan berdasarkan koneksi, bukan meritokrasi.

4. Ketidaksesuaian antara Ritual dan Moralitas

Agama sering kali dipahami sebatas ritual, tanpa penghayatan nilai-nilai etis yang mendalam. Seseorang mungkin taat beribadah, tetapi tetap terlibat dalam praktik korupsi karena kurangnya kesadaran moral yang sejati.

5. Minimnya Transparansi dan Akuntabilitas

Banyak negara agamis tidak memiliki sistem pemerintahan yang transparan. Ketertutupan informasi membuka peluang bagi pejabat untuk menyalahgunakan kekuasaan mereka tanpa pengawasan publik.

Dampak Korupsi di Negara Agamis

Korupsi memiliki dampak yang merusak di semua jenis masyarakat, tetapi di negara agamis, dampaknya sering kali lebih besar karena menyangkut kredibilitas agama sebagai landasan moral.

Hilangnya Kepercayaan Publik

Ketika masyarakat melihat pemimpin yang religius terlibat dalam korupsi, mereka kehilangan kepercayaan terhadap lembaga negara dan bahkan terhadap nilai-nilai agama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun