Mohon tunggu...
asyifa apiatul janna
asyifa apiatul janna Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Mercu Buana

Hi! Saya adalah seorang mahasiswa akhir Psikologi Universitas Mercu Buana

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bagaimana Interaksi Sosial dengan Teman Sebaya Dapat Mempengaruhi Persepsi Seseorang terhadap Penilaian kepada Orang Lain

13 Juli 2024   07:56 Diperbarui: 13 Juli 2024   13:40 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pendahuluan 

Interaksi sosial dengan teman sebaya memiliki pengaruh yang signifikan terhadap bagaimana seseorang memandang dan menilai orang lain di sekitarnya. Fenomena ini tentu menarik untuk diteliti dengan sudut pandang psikologi kognitif, mengingat kerumitan manusia dalam memproses informasi sosial dan membuat penilaian terhadap orang lain. Dalam konteks masyarakat modern yang terus berkembang, interaksi sosial dengan teman sebaya menjadi semakin penting karena menjadi salah satu faktor yang dapat memengaruhi persepsi seseorang terhadap dunia sekitarnya. Saat ini, banyak individu memiliki kecenderungan untuk membentuk persepsi mereka terhadap orang lain berdasarkan interaksi sosial yang mereka alami sehari-hari. Misalnya, ketika seseorang memiliki teman sebaya yang positif, baik, dan ramah, maka cenderung akan memandang orang lain dengan lebih positif juga. Sebaliknya, jika seseorang memiliki teman sebaya yang negatif, kasar, atau cenderung melakukan tindakan menyakiti, maka dapat menjadikan individu tersebut cenderung menilai orang lain dengan sikap yang sama.

Psikologi kognitif menjelaskan bahwa manusia memiliki kecenderungan untuk menggunakan informasi yang tersedia di sekitarnya, termasuk interaksi sosial dengan teman sebaya, untuk membentuk pemahaman dan kesimpulan tentang lingkungan sosial mereka. Dalam konteks ini, persepsi seseorang terhadap orang lain tidak hanya dipengaruhi oleh karakteristik individualnya saja, tetapi juga oleh pengalaman interaksi sosial yang dialaminya. Selain itu, interaksi sosial dengan teman sebaya juga dapat memengaruhi bagaimana seseorang mempersepsikan diri mereka sendiri. Melalui interaksi sosial, individu dapat membandingkan diri mereka dengan teman sebayanya, sehingga mempengaruhi tingkat kepuasan diri dan harga diri seseorang. Jika seseorang memiliki teman sebaya yang suportif dan positif, maka kemungkinan besar akan merasa lebih percaya diri dan berpenilaian positif terhadap diri sendiri.

Namun demikian, interaksi sosial dengan teman sebaya juga dapat memiliki dampak negatif terhadap persepsi seseorang terhadap orang lain. Misalnya, apabila seseorang mengalami pengalaman interaksi sosial yang buruk dengan teman sebayanya, seperti konflik atau penghinaan, maka dapat membuat individu tersebut cenderung skeptis dan kurang percaya terhadap orang lain di sekitarnya. Dengan melihat kompleksitas hubungan antara interaksi sosial dengan teman sebaya dan persepsi seseorang terhadap penilaian terhadap orang lain, penting bagi kita untuk memahami betapa pentingnya menjaga interaksi sosial yang positif dan sehat dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai manusia, kita harus senantiasa berusaha untuk menciptakan lingkungan sosial yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan positif, baik bagi diri sendiri maupun orang lain di sekitar kita.

Pembahasan

Interaksi sosial dengan teman sebaya memainkan peran krusial dalam membentuk persepsi seseorang terhadap orang lain, mengikuti prinsip-prinsip psikologi kognitif yang menekankan bahwa manusia cenderung memanfaatkan informasi sosial yang tersedia untuk membentuk penilaian sosial. Ketika seseorang terlibat dalam hubungan yang positif dan bersahabat dengan teman sebayanya, mereka cenderung memandang orang lain dengan lebih cermat dan dapat menciptakan penilaian yang lebih positif pula terhadap individu lain di sekitarnya. Sebaliknya, jika interaksi sosial dengan teman sebaya bersifat negatif atau merugikan, maka individu tersebut mungkin akan cenderung menilai orang lain dengan skeptis atau bahkan kurang percaya.

Psikologi kognitif menyoroti bahwa proses penilaian seseorang terhadap orang lain tidak hanya dipengaruhi oleh faktor internal individu itu sendiri, melainkan juga oleh pengalaman interaksi sosial yang mereka alami sehari-hari. Dengan memperhitungkan respons dan perilaku teman sebaya, seseorang secara tidak langsung menggabungkan informasi tersebut dalam proses pengambilan keputusan mengenai penilaian sosial terhadap orang lain. Ini menegaskan betapa pentingnya interaksi sosial yang positif dan mendukung dalam membentuk persepsi sosial dan penilaian individu terhadap lingkungan sekitarnya.

Adanya kelompok teman sebaya yang suportif dan positif juga dapat meningkatkan harga diri dan kepercayaan diri seseorang, karena melalui perbandingan dengan teman sebayanya, individu dapat memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang diri mereka sendiri. Namun demikian, interaksi sosial yang negatif atau berkonflik dengan teman sebaya juga dapat mengakibatkan penurunan harga diri dan persepsi diri yang negatif. Menjaga kualitas interaksi sosial dengan teman sebaya menjadi aspek penting dalam upaya pembentukan persepsi seseorang terhadap orang lain. Melalui pemahaman dan kesadaran akan dampak interaksi sosial terhadap pola pikir.

Di sisi lain, pengalaman negatif dalam interaksi sosial dengan teman sebaya dapat memiliki dampak yang merugikan bagi persepsi diri seseorang. Konflik, penghinaan, atau pengkhianatan dari teman sebaya dapat menurunkan tingkat kepercayaan diri individu dan menimbulkan rasa ketidakpastian serta ketidakamanan dalam berinteraksi dengan orang lain. Individu yang sering mengalami interaksi sosial negatif dengan teman sebaya cenderung mengembangkan sikap skeptis dan waspada terhadap niat baik orang lain di sekitarnya. Pentingnya keberadaan teman sebaya yang suportif dan positif juga tercermin dalam pembentukan identitas dan pengembangan diri seseorang. Melalui interaksi sosial yang sehat, individu dapat belajar mengenali potensi diri, mengembangkan keterampilan sosial, dan memperluas jaringan dukungan dalam menghadapi berbagai situasi kehidupan. 

Interaksi sosial dengan teman sebaya merupakan faktor penting dalam membentuk persepsi seseorang terhadap orang lain di sekitarnya. Dari sudut pandang psikologi kognitif, manusia cenderung menggunakan informasi dari interaksi sosial untuk membentuk pemahaman dan penilaian terhadap lingkungan sosial. Apabila seseorang memiliki teman sebaya yang mendukung, positif, dan ramah, maka cenderung akan merasakan dampak positif terhadap penilaian terhadap orang lain. Sebaliknya, interaksi negatif dengan teman sebaya dapat memengaruhi seseorang untuk menilai orang lain dengan sikap yang sama. Namun, penting untuk diingat bahwa interaksi negatif juga bisa memiliki dampak yang merugikan. Konflik atau pengalaman buruk dengan teman sebaya dapat membuat seseorang menjadi skeptis dan kurang percaya terhadap orang lain. Oleh karena itu, menjaga interaksi sosial yang positif dan sehat menjadi kunci penting dalam menciptakan lingkungan sosial yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan positif. Melalui interaksi sosial yang positif, individu dapat merasakan dukungan emosional, meningkatkan kepercayaan diri, serta memperkuat harga diri. Lingkungan sosial yang positif juga dapat membantu dalam pembentukan persepsi yang lebih baik terhadap diri sendiri dan orang lain. Dengan mendorong interaksi sosial yang sehat, individu bisa membangun hubungan yang saling mendukung dan memperkuat kualitas hidup bersama.

Kesimpulan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun