Mohon tunggu...
Asyifa Alfiyanti
Asyifa Alfiyanti Mohon Tunggu... Pelajar -

Perempuan remaja yang haus akan sastra

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tak Pernah Kembali

16 April 2017   22:55 Diperbarui: 17 April 2017   08:00 687
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Dari jauh sudah terlihat laki laki itu, masih dengan buku buku tebal di tangannya, entahlah apa gunanya buku buku itu. "Dinar"panggilnya, aku pun menghampirinya "ku pikir kau tak akan menepatinya" "aku tak semunafik itu Din"jawabnya.

Dia mengajakku duduk di kursi tunggu stasiun. "Namaku Riyan,setiap hari aku ke sekolah naik commuter line ini"jelasnya sambil menunjuk kereta yang sedang berhenti. "Sudah lama kau menungguku?"tanyaku, "30 menit yang lalu aku telah sampai"jawabnya, "jika kau ingin bertemu denganku esok hari,tunggu saja aku disini,aku pasti datang"lanjutnya.

Setelah itu, dia mengajakku ke taman dekat stasiun. Nyaman sekali suasananya. Dia mengajakku belajar bersama. Sebenarnya dia yang mengajariku. Pintar sekali ia, kebetulan kami sama sama duduk di bangku kelas 12.

"Eh kau mengapa ingin menjadi kawanku?"tanyaku, "kau itu unik sekali,membuatku penasaran ingin tahu bagaimana sifatmu yang sebenarnya"jawabnya.

Unik? Bukankah selama ini orang orang menilaiku kalau aku ini seseorang yang misterius?

Aku dan dia hanya sahabat. Tak lebih dari itu. Jangan kau berpikir yang tidak tidak dahulu.

Hari - hari ku menjadi indah karenanya. Tak kurasakan lagi kesepian dan kegelapan dalam hidupku. Semuanya penuh warna. Disaat aku sedih dia selalu menghiburku dengan leluconnya itu. Senang sekali aku. Mulai detik ini aku akan terus berdoa kepada sang Khalik untuk jangan pernah pisahkan aku dengannya.

Setiap hari kami selalu bertemu di stasiun. Seperti biasa,dia selalu mengajakku ke taman itu. Namun, hari ini ada yang berbeda. Setelah sebulan lamanya aku mengenal dia.

"Din,jikalau nanti aku pergi meninggalkanmu untuk selamanya,jangan pernah kau merasa sendiri lagi,jangan pernah kau merasa sepi,percayalah selalu ada jiwa yang selalu bersamamu"ucapnya. Entah mengapa aku tak menyadari ucapannya,yang ku tahu kali ini mungkin dia sedang mengeluarkan leluconnya. Aku hanya sibuk dengan es krim yang tadi ia belikan.

Namun, takdir tetaplah takdir. Esok harinya, aku menunggunya di peron stasiun. Aku ingin sekali memamerkan nilai ulangan harian kimia ku yang mendapat nilai 100. Nihil semuanya, tak ku temukan ia turun dari gerbong kereta. Aku pun sedih sekali. Aku bergegas pulang ke rumah.

Sesampainya di rumah, ku nyalakan televisi di kamarku, semua stasiun televisi menyajikan berita terkini "tragedi stasiun Manggarai". Tadi siang ada kecelakaan kereta di stasiun manggarai. Gerbong kereta itu terguling saat hampir sampai di depan peron Manggarai. Semua orang yang ada di kereta itu tewas di tempat. Tak ada yang selamat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun