Mohon tunggu...
Asyifa Ul Husna
Asyifa Ul Husna Mohon Tunggu... Lainnya - Biologi Universitas Andalas

Biologi Universitas Andalas

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Akankah Si "Abadi" Akan Tetap Abadi?

13 Januari 2022   21:08 Diperbarui: 13 Januari 2022   21:14 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: Imron Fauzi/wikipedia 

Tidak hanya bermanfaat bagi cendawan, edelweiss juga mendapatkan manfaat yaitu memperoleh unsur hara dari cendawan. Tidak hanya bunga dan akar, bunganya menjadi sumber makanan bagi beberapa ordo serangga salah satunya ordo Hemiptera.


Dari sekian banyaknya manfaat edelweis, maka keberadaannya perlu diperhitungkan. Sebab jika edelweiss punah maka ada dampak ekologis yang terjadi, terutama di daerah pegunungan. Salah satunya dampak terjadinya erosi dan tanah longsor, serta kondisi tanah di daerah pegunungan yang minim edelweiss akan mempengaruhi perkembangan pada tumbuhan lain.


Edelweis yang mekar dala waktu cukup lama maka itulah dikenal dengan bunga abadi dan akan mengeluarkan aroma yang dapat mengundang datangnya serangga dan dapat membantu proses penyerbukan dari edelweiss maupun tumbuhan lainnya.


Manfaat lainnya dari bunga edelweiss dikutip dari Whitten et al, (1992) adalah digunakan ekstraknya sejak zaman dahulu untuk mengobati penyakit disentri, diare dan TBC. Esktrak edelweis juga sering ditambahkan kedalam secangkir susu panas yang dicampur dengan madu. Selain itu, ekstrak edelweis juga bermanfaat sebagai anti penuaan karena mengandung antioksidan dan antimikroba.


Manfaat yang disebutkan membuat edelweiss menjadi incaran untuk diperdagangkan apalagi harga untuk edelweiss cukup tinggi dan memberikan keuntungan yang besar. Pemetikan yang dilakukan seperti untuk tujuan komersial akan mengancam keberadaan dari edelweiss. Karena waktu bagi tumbuhan edelweiss tumbuh tinggi itu butuh waktu bertahun-tahun. Apalagi habitat yang dapat ditempati oleh edelweiss variasinya sangat sedikit, perubahan sedikit saja pada habitatnya dapat menyebabkan kerusakan vegetasi.


Jadi apakah mungkin bunga edelweis untuk dibudidayakan?
Mungkin saja berdasarkan percobaan yang dilakukan oleh Aliadi, et al (1990) digunakan Teknik stek dengan meninggalkan kuncup utama dan penambahan zat pengatur tumbuh, namun keberhasilan dari proses stek sangat dipengaruhi oleh , suhu udara, kelembaban relative udara, dan intensitas radiasi matahari. Zat pengatur tumbuh berperan penting dalam stek edelweiss.


Status bunga edelweiss yang dilindungi dan bisa dibilang langka membuat Si Abadi ini harus dilestarikan salah satu caranya melalui pemaparan tata cara saat pendakian, seperti tidak  diperbolehkannya membangun tenda di kawasan zona inti yang mejadi habitat edelweiss. Karena pembangunan tenda dan biasanya diiringi dengan api unggun akan merusak vegetasi edelweiss.


Dalam upaya masyarakat dan pemerintah dalam perlindungannya, diharapkan para pendaki dapat menikmati keindahan dari bunga edelweiss dengan melihat saja bukan dipetik dan dibawa pulang sebagai buah tangan, karena memetiknya sama saja dengan membawa Si Abadi yang cantik dan unik ke jurang kepunahan. Cintailah keindahannya dengan membiarkannya tumbuh liar di habitat yang seharusnya.

Penulis merupakan mahasiswa Biologi Universitas Andalas (UNAND) Padang, Sumatera Barat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun