Globalisasi Ekonomi sebagai Alat Meningkatkan Perekonomian Korea Selatan

Secara umum, dapat disimpulkan definisi globalisasi adalah proses perluasan proses sosial secara global yang diprakarsai oleh adanya perkembangan teknologi dunia yang semakin canggih dan tumbuh atas dasar kebutuhan dasar manusia yang ternyata belum dapat dipenuhi oleh suatu negara. Globalisasi tidak mengenal batasan perluasan karena sifatnya yang subjektif. Sehingga pola perkembangannya tidak dapat terkontrol dan berjalan sesuai arah perkembangan komunikasi internaisonal.

Globalisasi Ekonomi hadir di wilayah internasional sebagai penyokong perekonomian suatu negara. Adanya globalisasi di bidang ekonomi bukan hanya memberikan kemudahan akses barang yang dibutuhkan saja. Melainkan, juga membantu negara mengembang keuangan dan usaha negara dalam pasar perdagangan internasional. Kegiatan yang dilakukan oleh suatu negara di pasar internasional adalah kegiatan ekspor impor. Dengan hadirnya ekspor impor, negara dapat membuka peluang pasar produk domestik untuk bersaing secara kompetitif di pasar internasional, dan begitupun sebaliknya.

Globalisasi Ekonomi dapat berdampak buruk bagi negara. Proses globalisasi ekonomi mengaburkan batasan -- batasan domestik suatu negara. Serta, menciptakan kompetisi dan saling ketergantungan antara negara -- negara dunia. Jika suatu negara tidak dapat bertindak bijak, maka globalisasi akan membuat terlena dan menghancurkan nilai domestik negara. Salah satu dampak buruknya adalah adanya kesenjangan pembangunan antara negara maju dan negara berkembang. Hal ini disebabkan oleh perbedaan kemampuan untuk mengolah alat dan juga pengolahan bahan. Sehingga pasar yang dibentuk dalam pasar Internasional cenderung terkuasai oleh negara -- negara maju.

Korea Selatan adalah salah satu negara yang dapat menggunakan strategi globalisasi dengan baik dan membawa Kejuan bagi negaranya. Korea Selatan mengalami kehancuran modal, sumber daya dan fasilitas industri pada saat berperang melawan Korea Utara dari tahun 1950 sampai tahun 1953 (Korean Cultural Center, n.d.). Ketika Korea Utara telah berhasil membangun kembali keadaan negaranya, Korea Selatan semakin hancur karena adanya masalah politik yaitu korupsi sehingga mengharuskannya bergantung kepada Amerika Serikat. Belajar dari Amerika Serikat, Korea Serikat menerapkan sistem pasar liberar atau bebas (medcom, 2022). Sistem pasar liberal membentuk strategi Korea Selatan untuk melakukan bisnis dengan negara lain seperti ekspor.

Pendapatan Korea Selatan meningkat drastis setelah menerapkan pasar ekspor dalam kurun waktu 10 tahun. Tahun 1960-an ekspor Korea berbahan baku produk industri ringan yang diproduksi di pabrik skala kecil dengan pendapatan sebesar $32,82 juta. Kemajuan terjadi pada tahun 1970-an yang mana Korea Selatan mendapatkan investasi fasilitas industry barat dan kimia. Berkat investasi tersebut, korea mengubah dasar ekspornya menjadi produk industri berat. Pendapatan ekspor Korea Selatan pada tahun 1977 telah melampaui $10 miliar (Korean Cultural Center, n.d.). Peningkatan pendapatan yang dimiliki Korea Selatan menunjukkan keberhasilannya untuk memperbaiki perekonomian negaranya dengan memanfaatkan globalisasi ekonomi.

Indikator keberhasilan globalisasi negara dapat kita lihat dari bagaimana sumber daya dan kemampuan pengelolaan suatu negara. Setiap negara pasti memiliki hasil globalisasi perekonomian yang berbeda -- beda. Oleh karena itu, kerja sama internasional sangat berpengaruh untuk membantu prosesnya. Kerja sama internasional dapat berbentuk investasi ataupun keterikatan organisasi dunia yang melibatkan dua hingga banyak negara.

References 

CNN Indonesia. (2023). Apa Itu Globalisasi, Karakteristik, Penyebab Hingga Bentuknya.

Korean Cultural Center. (n.d.). Ekonomi Korea Selatan, Keajaiban Sungai Han di Mata Dunia. Retrieved from https://id.korean-culture.org/id/152/korea/69

Medcom. (2022, June 03). Sempat Jadi Negara Miskin, Ini Strategi Perkembangan Ekonomi Korea Selatan. Retrieved from https://www.medcom.id/pendidikan/news-pendidikan/dN6XYeRk-sempat-jadi-negara-miskin-ini-strategi-perkembangan-ekonomi-korea-selatan