Kediri (25/12) . Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Kota Kediri Kembali menggelar acara Festival Anak Sholih (FAS) di Aula Ponpes Nurul Huda Al-Manshurin, pada Minggu (25/12). Acara tersebut dibuka oleh Munir Yacob, Ketua Ponpes Nurul Huda Al Manshurin.
Dalam sambutannya ia menjelaskan bahwa sebelum terjadinya pandemi covid 19, LDII Kota Kediri secara rutin telah mengadakan FAS. "Setelah vakum selama 2 tahun, akhirnya di tahun 2022 ini, kita bisa mengadakan FAS," ujarnya.
Ia mengatakan bahwa FAS ini merupakan salah satu program unggulan LDII dalam mendidik generasi mudanya untuk menjadi generasi sholih yang profesional religius memiliki tri sukses generus, yaitu alim fakih, akhlakul karimah dan mandiri.
"Anak sholih ini adalah amal jariyah yang menjadi tabungan kita di akhirat, maka wajib bagi kita semua untuk selalu mendidik anak-anaknya," tuturnya.
Ia menjelaskan bahwa ada tiga konsep dalam mendidik anak supaya menjadi anak yang sholih, yaitu pertama, konsep Ketuhanan dimana orang tua mengajarkan siapa Tuhan yang patut disembah.Kedua, konsep kemanusiaan dimana orang tua mengajarkan apa saja kewajiban kita sebagai manusia serta bagaimana batasan laki-laki dan perempuan. Ketiga, konsep akhlakul karimah yang mengajarkan tentang bagaimana sikap Rasulullah dan Sahabat yang perlu diteladani.
"Maka tentu selanjutnya disertai dengan usaha dan doa orang tua kepada anak - anaknya, sebab doa orang tua kepada anaknya adalah salah satu doa yang mustajabah," imbuhnya.
Dalam kesempatan itu, Ketua Panitia FAS 2022, Dwi Aristandi mengatakan acara tersebut diikuti 150 peserta dengan 5 jenis lomba, diantaranya lomba adzan, lomba tartil alquran, lomba nasehat, lomba video edukasi dan lomba khotbah.
"Diharapkan dengan dengan kegiatan ini, mereka menunjukan kemampuan dan ketrampilan mereka, dimana para pengurus dapat mengevaluasi sejauh mana pembentukan karakter dan keilmuan pada masing-masing majelis taklimnya," harapnya.
Selanjutnya, Ketua LDII Kota Kediri, H.Agung Riyanto menegaskan bahwa ormas yang baik, selalu memiliki sistem pengkaderan yang baik pula. Menurutnya, ormas-ormas dapat berkualitas apabila generasi mudanya dibentuk atau dikader dengan baik.
"Tidak akan serta merta menjadi baik tanpa ada pembinaan sejak kecil, dengan demikian kader ini sudah terpola sejak awal, sehingga pengkaderan organisasi dari generasi yang berkualitas akan lancar dan tidak terhambat," ujarnya.