Saya memang sempat belajar Aikido saat duduk di SMA. Teknik Aikido memang baik dipelajari oleh kaum perempuan mengingat teknik beladiri ini lebih menekankan pada membalikkan serangan atau kekuatan lawan dan berusaha melumpuhkannya. Saat ini banyak beladiri yang dapat kita pelajari contoh saja Karate, Thai Boxing, Tae Kwon Do, Pencak Silat, Aikido, Kempo, dan berbagai macam lainnya. Saya mulai mengajarkan teknik Aikido yang masih saya ingat kepada rekan kerja saya karena pikiran saya kemampuan bela diri tidak hanya digunakan untuk melindungi diri sendiri namun orang lain saat berada disituasi yang tersudut.Â
Saya mengajarkan teknik elakan saat seseorang hendak melakukan perlawanan ke kita. Tujuannya agar kita bisa menghindar dari serangan fisik yang diarahkan ke kita. Teknik kuncian juga saya ajarkan agar disaat kita hendak melumpuhkan lawan, kita dapat menangkis dan sesegera mungkin mengunci beberapa bagian tubuh lawan seperti kaki dan pergelangan tangan agar tidak bisa memberikan perlawanan. Saya memberikan sedikit tambahan teknik pukulan yang masih saya ingat agar bila dikondisi terdesak, kita dapat memberikan balasan yang membuat lawan tidak berdaya.
Memang terkesan sederhana, namun setidaknya saya berusaha membantu orang lain khususnya rekan kerja saya saat akan menerima serangan atau perlakukan fisik yang ditujukan dirinya. Saya percaya bahwa apa yang saya anjarkan mungkin tidak berdampak langsung namun dapat menjadi bekal bagi rekan-rekan kerja saua bila sedang berada diluar atau saat mengalami kekerasan fisik di dalam rumah tangga kelak. Perempuan dan anak-anak memang sosok yang lemah namun jangalah hal itu menjadi alasan kita sebagai wanita untuk ikhlas menerima segala perlakuan yang tidak mengenakan pada diri kita.
Hal yang mengembirakan adalah ketika seorang rekan saya bercerita, berhasil melumpuhkan seorang pria saat berada di Commuter Line. Teman saya bercerita ada seorang pria mendekati dirinya saat berdiri penuh sesak di Commuter Line. Pria tersebut berusaha meraba bagian paha dan teman saya menyadari hal tersebut. Seketika teman saya meraih tangan pria tersebut dan memutar pergelangan tangannya hingga si pria kesakitan.Â
Tidak hanya itu, teman saya pun berteriak sehingga mengundang perhatian seisi Commuter Line dan membuat si pria meminta maaf dan turun di stasiun berikut. Mendengar kisah teman saya ini, tanpa terduga saya justru ikut senang setidaknya teman saya tahu apa yang harus dilakukan untuk melindungi dirinya sendiri. Saatnya para perempuan dan anak-anak mulai belajar bela diri meskipun hanya teknik sederhana setidaknya dapat menjadi bekal untuk membela diri disaat yang tidak menguntungkan.
Semoga kekerasan pada perempuan dan anak dapat dihentikan. Kuncinya selain kita tahu apa yang harus dilakukan untuk menghindar namun juga tahu apa yang kita lakukan setelahnya. Menjadi sosok lemah itu bukan takdir tapi itu pilihan. Jika kita ingin menjadi sosok kuat, mulailah dari diri sendiri dan saat ini.
FB : Asyera Dina
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H