Mohon tunggu...
Asyera Dhina
Asyera Dhina Mohon Tunggu... Wiraswasta - scorpion

kadang baik kadang jahat, sesuai mood pilih-pilih soal makanan

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Secuil Kisah Mamaku dan KAI Commuter

4 September 2023   21:37 Diperbarui: 4 September 2023   21:44 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana menunggu KRL (Sumber Kompas)

Dina, ajak dong mama jalan-jalan keliling Jakarta, mama ku tiba-tiba menyampaikan keinginannya padaku

Mama mau naik KRL? tanyaku dan beliau menjawab "Mau"

Dua bulan lalu mamaku berkunjung menemuiku di Jakarta. Terakhir mama ke Jakarta tahun 2013 di momen wisudaku jadi sudah 10 tahun yang lalu. Saat itu mama tidak bisa lama di Jakarta karena kesibukan sehingga hanya 2 hari saja di Jakarta untuk hadir di acara wisuda.

Belum sempat mengajak mama berkeliling Jakarta jadi ketika beberapa saat lalu mama meminta untuk diajak berkeliling Jakarta, aku pun menyetujui. Kapan lagi bisa menyenangi mama tercinta yang jauh-jauh dari kampung halaman untuk menemui ku.

Berangkatlah kami ke stasiun Serpong, stasiun terdekat dari tempat tinggalku. Jaraknya hanya sekitar 5 menit saja. Sesampainya di stasiun, aku memberikan mama sebuah kartu elektronik untuk masuk ke dalam stasiun. Kebetulan aku punya 2 kartu jadi bisa digunakan oleh mamaku.

Loh, gak antri tiket tha Din? mama bertanya padaku

Gak usah ma, cukup nanti tempelin aja kartunya

Canggih ya? mama cukup kagum dengan kemajuan teknologi. Kata mama, dulu kalo mau naik kereta api ya harus antri di loket. Membayar dan barulah mendapatkan tiket untuk bisa masuk ke dalam stasiun. Infonya dulu masih banyak penumpang gelap yang main kucing-kucingan dengan petugas karena tidak membeli tiket resmi. Mirip salah satu adegan di film Warkop DKI dulu.

Selepas melewati pintu masuk, mama berkata bahwa dirinya ingin buang air kecil. Dalam hati kecil, nyaman gak ya mama buang air kecil di stasiun karena mama tipe orang jijikan apalagi ketika masuk toilet yang kotor atau bau.

Aku ingat mama bilang kamar mandinya bersih karena baru dibersihkan oleh petugas toilet. Biasanya mama bawel jika masuk ke toilet yang kotor atau bau. Maklum mama ku tipe resikan jadi sudah bisa ketebak seperti apa bawelnya jika melihat sesuatu yang tidak bersih.

Sebuah suara pemberitahuan mulai terdengar tanda bahwa kereta akan segera tiba. Bergegaslah aku dan mama berdiri di peron stasiun. Dari jauh sudah tampak kereta mendekat, mama terlihat antusias karena sudah lama tidak naik kereta.

Tujuan kami adalah stasiun Tanah Abang, aku memang ingin mengajak mama menyelusuri pasar baju terbesar di Indonesia bahkan konon di Asia Tenggara.

Ekspresi mama masih ku ingat sampai sekarang. Dari awal masuk kereta, beliau mengeluarkan banyak kalimat takjub mulai kereta nya bagus lah, tempat duduknya rapi, dan tidak panas.

Satu kejadian lucu ketika seorang petugas muncul dari depan dan melintas di gerbong tempat kami duduk. Terlihat jelas bapak petugas itu tengah memastikan penumpang tidak mengalami kendala selama di dalam KRL.

Eh tiba-tiba mama nyeletuk, "cakep petugasnya"

Astaganaga, mama ini kayaknya lagi puber kedua. Di dalam KRL masih sempatnya melirik petugas yang tengah bertugas. Memang sih di desa tempat tinggalku lebih banyak dihuni pria yang sudah berumur. Ini karena anak muda banyak yang pergi merantau. Hanya Bang Dika, penjual bakso yang sering lewat depan rumah yang masuk kategori cakep.

Wajar melihat petugas dalam kereta yang menggunakan seragam, badan tegap dan kadang melempat senyum pada penumpang membuat mata mamaku terpana. Bisa aja ini manajemen KAI Commuter memilih karyawan. berasa naik transportasi umum sekalian cuci mata.

Ada rasa salut dengan KAI Commuter yang selalu berbenah dan berusaha memberikan pelayanan terbaik pada penumpang. Dulu aku ingat ribetnya proses pembelian tiket karena harus mengantri di loket, menukar uang dengan tiket yang bisa membutuhkan waktu hingga 5 menit bahkan bisa lebih jika sedang ramai penumpang.

Kemudian hadir Kartu Tarif Harian Berjaminan (THB) dimana penumpang cukup melakukan deposit untuk jaminan kartu serta mengisi saldo sesuai kebutuhan. Namun Kartu THB kerap dikeluhkan penumpang karena seringkali penumpang lupa mengembalikan kartu kepada petugas sehingga uang deposit menjadi hangus. Aku pernah beberapa kali merelakan uang deposit hangus karena lupa mengembalikan Kartu THB.

Seiring waktu muncul Kartu Multi Trip dari Commuter Line yang membuat penumpang tidak perlu bolak-balik mengantri tiket. Cukup membeli KMT seharga 30 ribu rupiah maka kita akan mendapatkan kartu elektronik dengan saldo 10 ribu. Kartu ini bisa diisi saldo yang dapat diisi di stasiun ataupun di loket khusus.

Tidak hanya itu manajemen KAI Commuter pun telah bekerjasama dengan bank BUMN maupun Swasta yang menerbitkan uang elektronik sebagai metode pembayaran. Seperti kartu uang elektronik yang aku dan mama pakai adalah keluaran dari salah satu bank BUMN di Indonesia. Terasa praktis, mudah dan nyaman.

Tanpa terasa kami pun sudah tiba di stasiun tujuan yaitu Stasiun Tanah Abang. Mama terkejut ketika melihat saldo yang terpotong ternyata tidak besar hanya 3 ribu rupiah. Padahal jarak dari Stasiun Serpong ke Tanah Abang tergolong jauh. Bayangkan jika naik taksi online pasti bisa ratusan ribu tapi dengan KRL hanya menghabiskan 3 ribu saja. Murah banget kata mama, ya wajarlah KRL sudah jadi pilihan warga Jakarta dan sekitarnya untuk bepergian.

Meski tarif murah tapi fasilitas yang diberikan tidak murahan. Mulai dari kondisi KRL yang dari luar terlihat terawat, kondisi stasiun yang besar dan megah hingga ketepatan waktu KRL yang sudah akurat.

Puas menjelajahi Pasar Tanah Abang, menjelang sore kami pun bersiap balik ke Serpong dengan KRL lagi. Badan mulai terasa lelah dengan membawa beberapa tas hasil belanja di Tanah Abang. 

Kali ini suasana di Stasiun Tanah Abang sangat padat. Sudah banyak penumpang yang memadati dalam KRL. Mama khawatir tidak kebagian tempat duduk karena perjalanan jauh dengan membawa banyak barang.

Berjalan menelusuri beberapa gerbong ada rasa putus asa karena kursi sudah penuh. Tiba-tiba ada wanita muda seumuranku berbaik hati menawarkan kursinya pada mama. Mama sempat menolak karena tidak enak hati mengambil tempat duduk orang lain. Kebetulan aku melihat tempat duduk yang diberikan adalah kursi prioritas yang dikhususnya untuk ibu hamil, orang tua yang sudah sepuh, disabilitas dan ibu yang membawa anak kecil.

Aku infokan pada mama jika tidak masalah duduk yang diberikan karena mama termasuk yang berhak mendapatkan kursi prioritas. Akhirnya mama mengucapkan terima kasih pada penumpang baik hati dan berkenan duduk.

Salut pemerintah memberikan perhatian lebih menyediakan kursi prioritas untuk kalangan tertentu.  Aku kerap melihat petugas yang meminta penumpang yang masih sehat bugar untuk tidak duduk atau memberikan tempat duduk prioritas kepada yang lebih berhak.

Ini menunjukan rasa empati dan peka pada kondisi sekitar. Aku pernah melihat langsung petugas Commuter Line yang sigap membantu penumpang disabilitas seperti menuntun penumpang tunanetra untuk duduk dan memastikan turun di stasiun yang dituju. Ada juga penumpang yang menggunakan kursi roda yang digendong oleh petugas untuk memberikan rasa nyaman.

Luar biasa ketika ternyata antar petugas sudah saling berkoordinasi. Ini terlihat ketika penumpang disabilitas baru memasuki stasiun sudah ada petugas yang membantu. Saat dalam KRL pun petugas seakan sudah tahu kehadiran penumpang disabilitas ini sehingga langsung mengarahkan ke kursi yang sudah disiapkan. Bahkan ketika sudah sampai di stasiun tujuan pun ada petugas stasiun yang langsung datang menghampiri. 

Sudah pasti ada koordinasi antar petugas yang memudahkan penumpang disabilitas dalam menggunakan layanan Commuter Line. Beragam fasilitas pun sudah tersedia di stasiun seperti ruang menyusui untuk ibu muda yang membawa bayi, jalur untuk tunanetra, kursi roda untuk penumpang yang membutuhkan dan ada jalur khusus untuk penumpang yang menggunakan kursi roda.

Keren pokoknya, mama merasa senang menaiki KRL dan seakan ekspetasinya terpenuhi. Beliau bahkan berbagi pengalaman naik KRL kepada keluarga besar saat balik ke desa.

Kemarin aku iseng bertanya pada mama tentang pengalaman saat menaiki KRL. Jika diberikan penilaian 1-100, mama mau kasih berapa?

Mama membalas chat dengan menjawab 90. Wow, sebuah angka bagus dari mama yang baru pertama kali naik KRL selama ke Jakarta. 

Good Job buat KAI Commuter. Tetap selalu berinovasi, menjaga pelayanan kepada penumpang dan pasti sesuai dengan konsep lomba yaitu Naik Commuter Alaku: Murah, Cepat, Aman, dan Nyaman. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun