Perkumpulan Arisan Banyuke Kabupaten Sekadau kembali merayakan Natal bersama untuk yang kedua kalinya, yang diadakan di kediaman Sdr. Idas, beralamat di Jalan Murai, Gang Punai, pada hari Sabtu, 18 Januari 2025.
Acara ini berlangsung dengan penuh kehangatan dan keceriaan, di mana hampir seluruh anggota arisan serta keluarga besar Suku Dayak Banyuke berkumpul untuk mempererat tali persaudaraan dan kebersamaan di tengah-tengah suasana Natal yang penuh makna.
Menurut id.wikipedia: Suku Dayak Banyuke adalah salah satu sub-suku Dayak yang mendiami Provinsi Kalimantan Barat. Sebutan "Banyuke" diambil dari nama kota Banyuke, yang dulunya merupakan pusat pemerintahan orang Banyadu. Pada masa kini, wilayah ini berada di desa Samade, Kecamatan Banyuke Hulu. Nama "Banyadu" sendiri berasal dari istilah dalam bahasa mereka yang berarti "tidak," sebagai pembeda dialek dengan suku Dayak lainnya.
Natal bersama ini dipimpin oleh Bruder Bosco, MTB, yang berasal dari Ambawang Lingga. Ibadah yang dipersembahkan Bruder Bosco berjalan dengan penuh syukur dan refleksi atas kasih karunia yang telah diterima sepanjang tahun.
Dalam doa yang dipanjatkannya, Bruder Bosco meminta agar kesatuan dan persaudaraan di antara para anggota Arisan Banyuke dapat terus terjalin dalam kasih Kristus.
Doa ini seakan menjadi pengingat akan pentingnya menjaga keharmonisan, saling mendukung, dan mengasihi satu sama lain dalam semangat kekeluargaan yang kokoh.
Tak hanya Bruder Bosco yang hadir dalam acara ini, Pdt. Imanuel dari Sompak juga turut serta memberikan kehadirannya, menambah kehangatan spiritual dalam perayaan Natal kali ini.
Kehadiran tokoh-tokoh spiritual ini memperkuat suasana kebersamaan yang penuh dengan pesan moral dan spiritual, mengingatkan setiap anggota untuk selalu hidup dalam kasih dan pengertian satu sama lain.
Setelah ibadah selesai, kata sambutan diberikan oleh salah satu perwakilan yang dituakan, Sdr. Iswanto, beliau mengungkapkan rasa syukur karena perkumpulan ini bisa kembali merayakan Natal bersama.
Ini adalah tahun kedua Arisan Banyuke merayakan Natal bersama, dan harapannya adalah agar pertemuan seperti ini terus berlanjut, mempererat tali persaudaraan dan memperkuat rasa kekeluargaan di antara para anggotanya.
Sambutan tersebut disampaikan dengan penuh haru dan semangat, menjadi cerminan dari betapa pentingnya menjaga tradisi dan kebersamaan di antara sesama orang Banyuke.
Acara tersebut dihadiri tidak hanya oleh para anggota arisan, tetapi juga oleh istri dan anak-anak mereka, menciptakan suasana yang semakin hangat dan akrab.
Selain itu, para sahabat yang diundang turut hadir untuk ikut bersukacita dalam perayaan ini, meski mereka tidak terlibat dalam arisan.
Keterlibatan banyak pihak dalam acara ini menunjukkan betapa eratnya hubungan sosial dan persaudaraan di antara orang Banyuke, baik di dalam maupun di luar lingkaran arisan.
Setelah kata sambutan, seluruh peserta acara melanjutkan dengan makan bersama, sebuah momen yang selalu dinantikan dalam setiap pertemuan semacam ini.
Hidangan sederhana namun penuh kebersamaan membuat suasana semakin cair. Para anggota dan keluarga saling bersenda gurau, menjalin keakraban yang semakin erat.
Suara tawa dan canda memenuhi ruangan, memperlihatkan betapa harmonisnya hubungan antara para peserta. Makan bersama ini bukan hanya soal mengisi perut, tetapi juga mengisi hati dengan kebahagiaan dan cinta kasih yang tulus di antara sesama.
Natal bersama Arisan Banyuke ini sekali lagi menunjukkan betapa pentingnya kebersamaan dan persaudaraan. Dalam setiap canda tawa, dalam setiap tegur sapa, terasa ikatan yang kuat di antara para anggota.
Momen seperti ini menjadi pengingat bahwa dalam kehidupan, kebersamaan dan kasih sayang adalah harta yang paling berharga, terutama ketika dijalani dalam semangat kasih Kristus yang mempersatukan setiap hati yang hadir.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H