Mohon tunggu...
Asyer Arwadi Bulan
Asyer Arwadi Bulan Mohon Tunggu... Lainnya - Hamba Tuhan

Terus belajar

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Kesederhanaan dalam Kepemimpinan: Warisan Mantan Bupati Sekadau

2 September 2024   23:32 Diperbarui: 2 September 2024   23:34 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Flyer ungkapan belasungkawa Polres Sekadau (sumber gambar: dokpri/Humas Polres Sekadau)

Sekadau, Kalbar-Kabar duka menyelimuti warga Kabupaten Sekadau, mantan Bupati Sekadau, Pak Rupinus, dikabarkan meninggal dunia pada Senin (2/9/2024). "Telah Berpulang ke Pangkuan Allah Bapa di Surga, Bupati Sekadau 2016 -- 2021 Bapak RUPINUS, SH, MH." Informasi ini menyebar luas di berbagai grup WhatsApp, mengejutkan banyak pihak yang mengenal beliau.

Rupinus ditemukan tak sadarkan diri di sebuah pondok kebun di Mungguk Rangsa oleh keluarganya sekitar pukul 18.00 WIB. Meskipun segera dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan pemeriksaan medis, Tuhan berkehendak lain. Beliau dinyatakan meninggal dunia pada pukul 19.20 WIB. (kalbaronline.com)

Menulis tulisan ini berdasarkan perspektif penulis.

Mantan Bupati Sekadau, Pak Rupinus, yang penulis kenal sebagai sosok sederhana dan rendah hati, telah meninggalkan kesan bagi penulis.

Ketika menjabat sebagai Bupati Sekadau, Pak Rupinus, penulis kenal dengan sikapnya yang tidak mementingkan diri sendiri.

Meski memiliki jabatan tinggi, sebagai pemimpin di Kabupaten Sekadau, beliau tetap menjalani hidup dengan kesederhanaan yang mencerminkan sifat rendah hatinya.

Kebiasaannya berbelanja sayur di warung depan pertigaan jalan rumah penulis, di Jalan Abadi. Penulis sering berjumpa beliau mengendarai motor bebek, tanpa pengawalan, berbelanja sendiri, dan berinteraksi dengan pedagang layaknya warga biasa.

Pemandangan ini jarang penulis temukan pada seorang pejabat publik, terutama yang memiliki posisi penting seperti bupati.

Kesederhanaan Pak Rupinus ini pelajaran berharga bagi pribadi penulis.

Pertama, seorang pemimpin yang sejati adalah mereka yang tidak hanya memimpin dari atas, tetapi juga terlibat dalam kehidupan sehari-hari warganya.

Sikap rendah hati ini menunjukkan, bahwa seorang pemimpin yang baik tidak merasa lebih tinggi dari rakyatnya.

Kedua, kesederhanaannya. Pak Rupinus tidak merasa perlu menunjukkan statusnya melalui gaya hidup mewah.

Sebaliknya, ia memilih untuk tetap hidup sederhana dan menjalani hari-harinya seperti orang kebanyakan.

Ini adalah pelajaran berharga tentang bagaimana kita seharusnya hidup dengan rendah hati, tidak terpaku pada materialisme, dan selalu menghargai hal-hal kecil dalam hidup.

Kepergian Pak Rupinus meninggalkan teladan yang tak ternilai bagi penulis. Warisannya sebagai pemimpin yang sederhana akan selalu dikenang oleh penulis secara khusus dan semoga menjadi inspirasi bagi generasi penerus yang membaca tulisan ini.

Asyer Arwadi Bulan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun