Ini adalah bahan bakar yang membuat seorang penulis terus bergerak, meskipun terkadang merasa lelah atau kehabisan ide.
Kedua, ketekunan adalah kunci untuk terus melangkah maju. Menulis adalah sebuah perjalanan panjang yang sering kali dipenuhi dengan rintangan dan tantangan.
Tidak jarang seorang penulis harus melewati fase di mana mereka merasa tidak puas dengan hasil tulisan mereka sendiri, atau menghadapi kritik dari pembaca.
Dalam situasi seperti ini, ketekunan menjadi penolong utama. Penulis yang tekun akan terus mencoba, terus memperbaiki, dan tidak mudah menyerah.
Mereka memahami bahwa menulis adalah sebuah proses yang membutuhkan waktu, dan setiap kesalahan adalah bagian dari pembelajaran.
Ketiga, kesabaran juga merupakan elemen penting dalam perjalanan menulis. Tidak semua tulisan akan berhasil pada percobaan pertama.
Terkadang, diperlukan revisi berkali-kali sebelum sebuah karya mencapai bentuk yang diinginkan. Kesabaran membantu penulis untuk tetap tenang dan fokus dalam menghadapi proses yang panjang ini.
Mereka yang sabar akan menemukan bahwa setiap revisi dan perbaikan adalah kesempatan untuk memperdalam pemahaman mereka tentang topik yang mereka tulis, serta untuk mengasah keterampilan menulis mereka lebih lanjut.
Jadi, dalam menulis, ketiga elemen ini---kemauan, ketekunan, dan kesabaran---berkaitan erat dan saling mendukung satu sama lain.
Tanpa salah satu dari ketiga elemen ini, proses menulis akan terasa lebih sulit dan mungkin tidak akan menghasilkan karya yang memuaskan.
Namun, dengan memiliki ketiganya, seorang penulis akan mampu menghadapi segala tantangan dan akhirnya menghasilkan karya yang tidak hanya bermakna bagi diri mereka sendiri, tetapi juga bermanfaat bagi orang lain.