Mohon tunggu...
Asyer Arwadi Bulan
Asyer Arwadi Bulan Mohon Tunggu... Lainnya - Hamba Tuhan

Terus belajar

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Perjalanan Kasih: Kisah untuk Diceritakan di Hari Tua

12 Agustus 2024   18:19 Diperbarui: 12 Agustus 2024   18:30 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kuda besi yang penuh lumpur (sumber gambar: dokpri/Asyer)

Kisah untuk diceritakan di hari tua.

Perjalanan selalu baru setiap pagi, oleh karena besar kasih setia Tuhan. Itulah yang terlintas dalam benak penulis setiap kali memulai hari dengan semangat baru, terutama saat harus menempuh perjalanan jauh untuk melayani pekerjaan Tuhan.

Minggu 11 Agustus 2024, pagi ini, penulis memulai perjalanan menuju kampung Boti yang berjarak sekitar 35 kilometer dari kediaman penulis.

Perjalanan ini, meskipun nampaknya melelahkan, tetapi selalu memberikan banyak pelajaran berharga tentang kasih Tuhan dan pentingnya melayani pekerjaan Tuhan yang sudah dipercakan kepada penulis.

Kampung Boti adalah tempat yang indah dengan masyarakat yang ramah dan penuh kehangatan. Namun, untuk mencapai kampung ini, beberapa waktu (sebelum terbitnya tulisan ini) yang lalu penulis harus melalui jalan yang cukup menantang, penuh dengan jalan berlubang.

Medan yang penuh berlubang di tengah jalan menjadi ujian tersendiri bagi kendaraan yang penulis gunakan. Meski begitu, semangat untuk bertemu dan melayani jemaat Tuhan di kampung Boti dan Roca selalu memberi penulis kekuatan.

Setelah tiba di kampung Boti, penulis ibadah bersama dengan jemaat di sini, dimulai pukul 07.30 wib, setelah selesai ibadah, perjalanan belum selesai.

Penulis masih harus melanjutkan perjalanan sekitar 7 kilometer lagi menuju kampung Roca, yang merupakan wilayah administrasi kedesaan Boti.

Jalan menuju kampung Roca lumayan baik untuk dilalui, walaupun jalan setapak. Namun, apabila hujan lebat di perhuluan sungai, membuat perjalanan penulis terhenti dan balik kanan, diakibatkan bajir dengan genangan air yang cukup tinggi di badan jalan, karena jalan berdampingan dengan aliran anak sungai Ntorap.

Meski menghadapi berbagai tantangan, penulis selalu diingatkan akan kasih Tuhan. Setiap jiwa adalah berharga di mata Tuhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun