Dalam percakapan sehari-hari, terkadang kita melontarkan kata-kata yang dimaksudkan sebagai candaan, namun tanpa disadari, kata-kata tersebut justru dapat menjatuhkan atau menyakiti perasaan sahabat kita.
Contohnya, komentar seperti "cungkring benar badanmu, kurang gizi" atau "mukamu tidak seberapa (dengan maksud menghina wajahnya yang tidak tampan)" bisa membawa dampak negatif yang mendalam.
Bahkan kita sering mendengar orang-orang mengutuk seseorang, kelompok bahkan suatu negara yang dia benci, dan dengan mulut yang sama dia berdoa kepada Tuhannya.
Lidah adalah salah satu bagian tubuh yang paling kecil, tetapi memiliki kekuatan besar yang sering kali kita abaikan.
Dalam Alkitab, Yakobus 3:8-9 menekankan betapa sulitnya menjinakkan lidah, menyebutnya sebagai sesuatu yang buas, penuh racun, dan tak terkuasai.
Kita dapat menggunakan lidah kita untuk memuji Tuhan, Bapa kita, tetapi ironisnya, dengan lidah yang sama, kita juga dapat mengutuk sesama manusia, yang diciptakan menurut gambar dan rupa Allah.
Mengendalikan lidah bukanlah tugas yang mudah. Sering kali, kata-kata kita keluar begitu saja tanpa kita sadari, dan efeknya bisa sangat merusak.
Ketika kita mengucapkan kata-kata yang menyakitkan kepada sesama kita manusia, kita bukan hanya melukai mereka, tetapi juga menghina penciptanya, Tuhan, yang menciptakan mereka dan kita menurut gambar dan rupa-Nya.
Tuhan telah menciptakan manusia sebagai makhluk yang istimewa, diberikan kuasa atas ciptaan lain dan diciptakan menurut rupa Allah sendiri (Kejadian 1:26).
Namun, kita sering kali melupakan kehormatan ini dan menggunakan lidah kita untuk merendahkan dan mencemarkan orang lain.