Mohon tunggu...
Asyer Arwadi Bulan
Asyer Arwadi Bulan Mohon Tunggu... Lainnya - Hamba Tuhan

Terus belajar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Belajar Bersyukur dari Kisah Helen Keller, Menemukan Kekuatan dalam Keterbatasan

16 Juli 2024   22:44 Diperbarui: 16 Juli 2024   22:47 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi bersyukur (sumber gambar: photo by freepik via bola.com)

Menarik bagi penulis untuk membuat sebuah tulisan dari kisah Helen Keller, untuk mengajarkan selalu bersyukur dan menghargai apa yang kita miliki.

Helen Keller. Helen Adams Keller (27 Juni 1880 --1 Juni 1968) adalah seorang penulis, aktivis politik dan dosen Amerika. Ia menjadi pemenang dari Honorary University Degrees Women's Hall of Fame, The Presidential Medal of Freedom, The Lions Humanitarian Award, bahkan kisah hidupnya meraih 2 piala Oscar (id.wikipedia.org).

Saat lahir, Helen Keller bisa melihat dan mendengar, tetapi dia terjangkit penyakit ketika dia berusia 19 bulan, dan itu membuatnya tuli dan buta akibat penyakit yang diyakini sebagai meningitis atau demam berdarah.

Keluarga Helen menghubungi Perkins School for the Blind, dan direkturnya meminta mantan siswa tunanetra di sekolah tersebut, Anne Sullivan, untuk menjadi instruktur Helen. Pada tahun 1887, Sullivan mulai mengajari Helen cara mengeja dengan tangannya.

Atas bantuan Anne Sullivan, Helen mulai belajar cara berkomunikasi melalui metode isyarat tangan. Helen diajar membaca lewat fingerspelling sampai mengerti apa maksudnya. Menurut penulis, proses pembelajaran ini tidaklah mudah.

Mari belajar untuk selalu bersyukur atas apa yang kita miliki, merupakan pelajaran berharga yang sering kali terlupakan di tengah hiruk-pikuk kehidupan sehari-hari.

Rasa syukur mengajarkan kita untuk menghargai hal-hal kecil, apalagi hal-hal besar yang kita miliki, dan hal ini bisa memberikan dampak positif dalam hidup kita.

Helen Keller menjadi seorang penulis, dosen, dan aktivis yang dihormati. Dia menulis berbagai buku dan artikel, serta membagikan pengalaman hidupnya.

Helen Keller adalah contoh nyata bagaimana seseorang bisa bangkit dari keterbatasan dan mencapai hal-hal besar dalam hidupnya.

Helen Keller, di tengah keterbatasannya, ia tidak menyerah pada nasib. Ia berjuang untuk mengatasi tantangan yang dihadapinya dan mencapai hal-hal yang luar biasa.

Tidak peduli seberapa besar atau kecil tantangan yang kita hadapi, selalu ada alasan untuk bersyukur di setiap aspek kehidupan kita.

Daripada fokus pada apa yang tidak kita miliki, kita bisa berterima kasih atas apa yang kita miliki saat ini.

Mungkin kita tidak memiliki kekayaan materi yang melimpah, tetapi kita mungkin memiliki kesehatan yang baik, keluarga yang mendukung, atau teman-teman yang setia.

Rasa syukur juga bisa membantu kita melihat hidup dari perspektif yang lebih positif. Alih-alih merasa iri atau cemburu dengan pencapaian orang lain, kita bisa fokus pada pencapaian dan kebahagiaan kita sendiri.

Rasa syukur bisa menjadi kunci untuk menjalani hidup dengan lebih damai dan bahagia di setiap momen hidup kita.

Biarlah kisah di atas menjadi pengingat bagi kita semua yang membaca tulisan ini, bahwa dalam setiap situasi, selalu ada hal yang bisa kita syukuri.

Dengan belajar bersyukur atas apa yang kita miliki, kita bisa menemukan kekuatan untuk mengatasi tantangan, meraih kebahagiaan sejati, dan menjalani hidup dengan lebih bermakna.

Asyer Arwadi Bulan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun