Mohon tunggu...
Asyer Arwadi Bulan
Asyer Arwadi Bulan Mohon Tunggu... Lainnya - Hamba Tuhan

Terus belajar

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

17 Tahun Usia Pernikahan: Bersama, oleh Kasih Tuhan

10 Juli 2024   23:21 Diperbarui: 10 Juli 2024   23:31 470
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika pada saat itu, 17 Tahun yang lalu.

Mengucapakan janji Pernikahan, mengakui di hadapan Tuhan Yesus dan Jemaat-Nya, bahwa engkau adalah istriku satu-satunya, dan akan hidup bersamamu dalam pernikahan suci seumur hidupku, dan mengasihimu sama seperti aku mengasihi diriku sendiri, mengasuh dan merawatmu, menghormati dan memeliharamu dalam keadaan susah dan senang, dalam keadaan kelimpahan atau kekurangan, dalam keadaan suka dan duka, dalam keadaan sakit dan sehat dan setia kepadamu selama aku hidup. Dan akan menjaga kesucian perkawinanku ini sebagai suami yang setia dan takut akan Tuhan sepanjang umur hidupku.

Dan di hari ini dan selamanya, biarlah selalu berserah kepada Tuhan yang menjaga dan memelihara kehidupan kita.

Kalimat di atas merupakan momen pengucapan janji suci pernikahan dalam pemberkatan nikah. Dan selalu, setiap tahunnya, penulis tulis di beranda media sosial facebook penulis.

Hal tersebut dilakukan untuk selalu mengingatkan penulis akan kasih penyertaan Tuhan di sepanjang usia pernikahan penulis. Dan kebetulan, tahun ini tepat menginjak di usia ke-17 tahun.

17 (tujuh belas) tahun adalah usia yang sering dianggap sebagai sweet seventeen bagi remaja. Namun, dalam konteks pernikahan, usia tujuh belas tahun adalah pencapaian yang luar biasa, sebuah perjalanan panjang yang penuh tantangan dalam mengarungi bahtera rumah tangga.

Ketika pada saat itu, 17 tahun yang lalu, kita berdiri di hadapan Tuhan Yesus dan jemaat-Nya, mengucapkan janji pernikahan yang sakral.

Di bawah naungan kasih dan berkat-Nya, aku mengakui engkau sebagai istriku satu-satunya. Pada momen yang penuh makna itu, aku berjanji untuk hidup bersamamu dalam pernikahan suci sepanjang hidupku, dengan komitmen yang kuat dan tak tergoyahkan.

Aku berikrar untuk mengasihimu sama seperti aku mengasihi diriku sendiri. Ini adalah janji yang mendalam, mencakup segalanya---mengasuh dan merawatmu, menghormati dan memeliharamu dalam segala keadaan.

Baik dalam susah maupun senang, dalam kelimpahan maupun kekurangan, dalam suka maupun duka, dan dalam sakit maupun sehat, aku bertekad untuk tetap berada di sisimu, memberikan dukungan dan cinta tanpa syarat.

Janji yang kita ucapkan bukan sekadar rangkaian kata-kata yang indah, tetapi merupakan komitmen yang kukuh dan abadi.

Setiap napas hidupku mengandung janji untuk setia kepadamu selama aku hidup. Dalam setiap langkah yang kita ambil bersama, aku membawa janji ini dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab yang besar.

Menjaga kesucian pernikahan kita menjadi prinsip utama yang aku pegang teguh, dengan niat untuk menjadi suami yang setia dan takut akan Tuhan sepanjang umur hidupku.

Waktu telah berlalu, dan hari ini, seperti 17 tahun yang lalu, aku tetap berserah kepada Tuhan yang menjaga dan memelihara kehidupan kita.

Dalam setiap tantangan dan kebahagiaan yang kita hadapi, aku selalu merasa Tuhan hadir di antara kita, memberikan kekuatan dan petunjuk.

Biarlah cinta dan komitmen kita selalu berada dalam lindungan-Nya, menjadi fondasi yang kokoh untuk rumah tangga kita.

Dalam perjalanan ini, kita telah melalui berbagai macam perasaan dan pengalaman. Ada saat-saat penuh kebahagiaan yang mengukir senyum di wajah kita, dan ada pula masa-masa sulit yang menguji kesabaran dan keteguhan hati.

Namun, dengan saling mendukung dan menguatkan dalam Tuhan, kita mampu melewati semua itu. Setiap tantangan yang datang hanya membuat kita semakin kuat dan semakin menghargai kehadiran satu sama lain.

Dalam suka dan duka, aku selalu merasa beruntung memiliki engkau di sisiku. Kebersamaan kita adalah anugerah yang tiada tara, dan aku berterima kasih kepada Tuhan setiap hari atas karunia ini.

Aku bersyukur atas cinta dan pengertian yang selalu kita bagikan, atas komitmen yang terus kita jaga, dan atas kepercayaan yang kita bangun bersama.

Kini, setelah 17 tahun berlalu, kita tetap berdiri teguh dengan cinta yang semakin mendalam. Setiap hari adalah kesempatan baru untuk mencintai dan menghargai satu sama lain.

Aku berharap bahwa cinta kita akan terus tumbuh dan berkembang, selalu berada dalam lindungan Tuhan. Biarlah kita selalu saling mendukung dan menguatkan dalam setiap langkah hidup yang kita tempuh bersama, menjadikan setiap momen sebagai kenangan indah yang akan kita bawa sepanjang hidup.

Asyer Arwadi Bulan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun