Mohon tunggu...
Asyer Arwadi Bulan
Asyer Arwadi Bulan Mohon Tunggu... Lainnya - Hamba Tuhan

Terus belajar

Selanjutnya

Tutup

Diary

Dari Balik Jendela Rumah: Secercah Harapan yang Masih Tersisa

11 Juni 2024   16:18 Diperbarui: 11 Juni 2024   16:26 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

11 Juni 2024, setelah 2 bulan 11 hari sudah berlalu, harapan bisa tampak pudar, namun dari balik jendela rumah kediaman kami, secercah harapan selalu menanti. Kisah ini menceritakan perjuangan dan harapan ayah kami yang ingin pulih dari stroke.

Ayah kami mengalami stroke sebelah kiri yang tidak berdaya. Serangan itu membuatnya lumpuh separuh badan.

Di hari-hari pertama setelah serangan, Ayah kami merasa dunianya runtuh. Setiap kali melihat keluar jendela rumah, ia hanya melihat kelabu.

Namun, ayah kami masih penuh harap akan hari depan yang kembali bisa beraktifitas seperti biasa.

Sebagai anak, penulis selalu memberikan memotivasi untuk tidak menyerah. Penulis berusaha mengajarinya langkah-langkah kecil untuk memulai proses pemulihan.

Di awal, setiap gerakan terasa berat dan menyakitkan. Namun, seiring waktu, ayah kami mulai merasakan kekuatan yang kembali ke tubuhnya.

Dengan latihan rutin, ayah kami mulai bisa menggerakkan kakinya, dan pada saat ini sudah bisa berjalan tanpa menggunakan tongkat, walaupun harus dijaga ketat agar tidak tumbang.

Saat menulis tulisan ini, ayah kami mulai bisa mengangkat lengan kirinya, walaupun sebatas perutnya. Merupakan sukacita tersendiri bagi kami yang merawatnya.

Dari balik jendela rumah kami, Ayah kami mulai melihat perubahan. Setiap pagi, sinar matahari yang menyusup masuk memberinya semangat baru.

Pemandangan pohon di sekitar rumah yang bergoyang tertiup angin memberikan kedamaian dan motivasi. Ayah kami merasakan bahwa meskipun tubuhnya lemah, semangatnya tetap kuat.

Hari demi hari, Ayah kami berusaha lebih keras. Semoga terapi fisik membuatnya bisa berdiri dan berjalan kembali seperti sediakala.

Setiap kali ia berhasil mencapai satu tonggak baru, ia melihat lebih banyak harapan dari balik jendela itu. Kami sebagai anak dan ada cucunya di rumah yang mendampingi juga menjadi sumber kekuatan yang tak ternilai.

Semoga ayah kami mampu beraktivitas mandiri kembali. Dari balik jendela yang tampak suram, kini ia melihat masa depan yang cerah.

Ayah kami menjadi simbol bahwa dengan tekad, dukungan, dan sedikit harapan, pemulihan dari stroke adalah sesuatu yang mungkin.

Semoga cerita tentang orang tua kami ini mengingatkan kita bahwa secercah harapan selalu ada, meskipun terkadang tersembunyi di balik jendela kesulitan kita.

Dengan semangat dan dukungan, kita dapat menggapai harapan itu dan bangkit kembali.

Asyer Arwadi Bulan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun