Jika tuak tersebut terasa asam, sering dikatakan tuak laki, jika manis, maka sering dikatakan tuak tina (wanita dalam bahasa jawan).
Tuak biasanya disajikan dalam wadah tradisional seperti tempayan, dan diminum bersama-sama dalam suasana kebersamaan.
Penyajiannya sering kali dilakukan dengan cara yang penuh dengan tata krama dan simbolisme budaya.
Dalam budaya sub suku Dayak Jawan, tuak bukan hanya minuman biasa, tetapi juga bagian penting dari warisan budaya Dayak yang kaya dan beragam.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI