Lemang hadir di setiap momen gawai Dayak atau pesta adat lainnya yang sering dihadiri oleh penulis, khususnya di kampung-kampung yang ada di wilayah Sekadau.
Penulis sering disajikan makanan khas yang disebut lemang oleh kalangan orang Dayak, rasanya tidak sah, jika tidak ada makanan lemang. Lemang dijadikan makanan perayaan oleh suku Dayak yang disajikan pada gawai Dayak atau pesta-pesta adat yang ada di wilayah Sekadau.
Apakah di tempat lain tetap disajikan makanan lemang ini saat pesta gawai (pesta adat lainnya) di kampung halamannya di wilayah pulau Kalimantan? Karena penulis tidak mengetahuinya. Atau dengan bentuk dan cita rasa yang sama dengan nama berbeda.
Makanan lemang merupakan penganan dari beras ketan atau beras pulut dalam bahasa Dayak, ketan tersebut dicampur santan kelapa dan garam, kemudian dimasukkan ke dalam seruas bambu, sebelumnya bambu telah dibersihkan bagian dalamnya, lalu lapisi dengan selembar daun pisang, agar ketika sudah masak, mudah memisahkan antara bambu dan penganan tersebut.
Beras ketan harus dicuci bersih sebelum dimasak, dan biasanya beras ketan harus direndam sekitar 5 jam. Tujuan agar lemangnya terasa lebih empuk.
Nah, rupanya, tidak semua bambu bisa digunakan sebagai wadah ketika memasak lemang tersebut, menurut orang tua penulis. Bambu ada beberapa jenis: pertama, bambu jenis purin terdiri dari: purin botong, purin nyanyang, purin koman, dan purin sayur. Kedua, bambu jenis buluh, jenis ini yang bisa digunakan sebagai wadah ketika memasak lemang. Ketiga, bambu jenis aur terdiri dari: aur kuning dan aur hijau. Keempat, bambu jenis pensak. Dan kelima, bambu jenis muntik.
Ketika semuanya sudah siap, ruas bambu yang telah diisi dengan beras ketan dan campuran lainnya di letakkan dekat api, dengan jarak sekitar 30 cm dari api. Untuk sandaran bambu tersebut diberi penyangga besi atau kayu.
Biasanya, ujung bambu ketika memasak lemang ditutup dengan parutan kelapa. Pada saat proses memanggang, suhu apinya harus tetap dijaga. Apinya tidak boleh terlalu besar, karena bisa gosong ataupun terlalu kecil lemangnya bisa mentah.
Setelah kurang lebih tiga jam berlalu, maka bambu terlihat kering dan layu. Itu pertanda bahwa lemang telah matang dan siap untuk disajikan dalam gawai dayak atau pesta adat.
Dan lemang juga biasanya dijadikan sebagai oleh-oleh bagi pengunjung yang datang silaturahmi dalam pesta gawai atau pesta adat lainnya.
Bagi pembaca yang tertarik makan lemang? Mari, ikut bepanggel.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H