Mohon tunggu...
Asyer Arwadi Bulan
Asyer Arwadi Bulan Mohon Tunggu... Lainnya - Hamba Tuhan

Terus belajar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mendengar: Bukan Orang Tuli (Tunarungu)

21 April 2024   21:51 Diperbarui: 27 Mei 2024   14:12 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika seseorang bukan orang tuli (tunarungu), maka dia bisa mendengar. Akan tetapi, tidak semua orang bisa menjadi pendengar yang baik.

Ada perbedaan antara mendengar dan mendengarkan. Karena mendengar dan mendengarkan adalah dua kata berbeda.

Mendengar adalah proses pasif, tidak disengaja, dan sensorik di mana kita merasakan suara. Sedangkan mendengarkan adalah proses aktif dan disengaja yang melibatkan pemahaman kata-kata dan suara yang kita dengar.
(Sumber: lifestyle.kompas.com)

Jadi, mendengar adalah menangkap bunyi-bunyian melalui indra pendengaran tanpa itensi. Sedangkan mendengarkan adalah sebaliknya, yaitu disertai dengan itensi.

Ketika kita mendengarkan, itu merupakan bagian dari proses komunikasi. Komunikasi merupakan suatu proses yang menyangkut seseorang akan menyampaikan pesan apa, kepada siapa, dengan memiliki maksud dan tujuannya apa, caranya bagaimana dan apa dampak dari pesan yang disampaikan tersebut. Dampak, ini merupakan output dari komunikasi tersebut yang paling penting.

Jadi, ketika menjalin suatu komunikasi, seseorang yang berbicara menyampaikan pesan dengan suatu maksud dan tujuan yang diinginkan oleh si pembicara, kepada seseorang yang mendengarkan pesan tersebut tidak berdampak, maka proses komunikasi tersebut dianggap gagal atau tidak efektif.

Berkomunikasi bersifat dua arah, antara pembicara dan pendengar. Jika kita sebagai pendengar, kita harus mampu mengendalikan efektivitas komunikasi. Caranya hanya satu, yaitu jadilah pendengar yang baik.

Pendengar yang baik harus menyimak dengan cermat apa pesan yang disampaikan oleh pembicara dan harus memberikan tanggapan untuk menunjukan bahwa kita sedang menjadi pendengar yang baik dan mengerti apa maksud dari pesan yang disampaikan.

Menjadi pendengar yang baik adalah pendengar yang aktif, dan untuk menjadi pendengar yang aktif, kita harus berlatih terus. Ada beberapa kiat untuk menjadi pendengar yang aktif:

Pertama, ajukan pertanyaan, pertanyaan yang mendetail dan akurat untuk mendorong pembicaraan lebih jauh.

Kedua, jangan terburu-buru untuk berbicara, ini merupakan salah satu prinsip utama dan terkadang bagian tersulit, menjadi pendengar yang baik, tidak menyela pembicaraan. Untuk mendengarkan secara aktif, kita harus menunggu isyarat bahwa seseorang sudah selesai berbicara sebelum kita membuka mulut untuk berbicara.

Ketiga, berusaha untuk fokus, maksudnya adalah kita harus membungkam pikiran-pikiran lain di pikiran kita dan memperhatikan dengan saksama kata-kata yang diucapkan oleh pembicara.

Selain dari ketiga hal tersebut di atas, ada satu hal yang lebih penting dan utama yang merupakan prinsip universal dalam komunikasi, "Perlakukankanlah orang lain seperti yang kita harapkan orang lain memperlakukan kepada kita."

Mari, belajarlah menjadi seorang pendengar yang baik, karena pendengar yang baik memberikan kesempatan orang lain berbicara, maka kita akan memahami mereka.

Agar orang lain memahami kita, maka kita harus memahami orang lain.

Asyer Arwadi Bulan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun