Mohon tunggu...
Asyer Arwadi Bulan
Asyer Arwadi Bulan Mohon Tunggu... Lainnya - Hamba Tuhan

Terus belajar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Di Ujung Rotan Ada Emas

15 April 2024   13:08 Diperbarui: 27 Mei 2024   14:16 486
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika melihat sebatang rotan, penulis sering teringat akan suatu peribahasa "di ujung rotan ada emas", bahkan mungkin bagi murid-murid yang pernah dididik oleh Pak Bulan (panggilan Pak Selfius Bulan).

Saat SD, ketika dididik oleh Pak Bulan, apabila terdapat dari anak didiknya yang melakukan kesalahan termasuk penulis, maka rotan tersebut akan mendarat di bagian betis dari kami yang membuat kesalahan.

Pak Bulan merupakan seorang guru yang mengajar di SDN 02 Balai Belungai Kec. Toba, Kab. Sanggau, Kalbar semenjak tahun 1977 hingga 2016 (memasuki masa pensiun).

Beliau menginjakkan kakinya di Kalimantan Barat pada tanggal 17 Juli 1977 angkatan pertama, di Pontianak. Tiba di Pontianak menggunakan pesawat terbang dari Kupang (NTT).

Dan tiba di Kalimantan Barat atas permintaan Gubernur Kalimantan Barat, pada saat itu dipimpin oleh Kolonel Inf. Kadarusno yang menjabat dari tanggal 27 September 1972 -- 30 Agustus 1977.

Gubernur Kalimantan Barat berinisiatif mendatangkan tenaga guru dari luar Kalimantan Barat, karena kekurangan tenaga pendidik.

Dan Pak Bulan salah satu dari tenaga pendidik yang didatangkan dari Provinsi NTT, beliau mendapatkan penugasan di salah satu SD yang ada di pelosok Kalimantan Barat pada saat itu, yaitu Desa Balai Belungai Kecamatan Toba, Kabupaten Sanggau.

Kembali pada peribahasa "di ujung rotan ada emas", beliau mendapatkan peribahasa tersebut dari gurunya waktu di bangku sekolah, yaitu pak Jehezkiel Klaas. Dan juga merupakan saudara dari ibunya Pak Bulan.

Peribahasa "di ujung rotan ada emas", maksudnya agar didikan yang tegas akan menghasilkan generasi penerus yang handal.

Dan bagi generasi yang dididik tersebut akan terbangun suatu karakter yang unggul dan siap menghadapi arus gelombang kehidupan yang keras.

Berbicara tentang emas, jika orang yang mengerti tentang logam mulia, maka tidak ada orang yang menolak jika diberikan emas yang merupakan logam mulia dan yang mahal harganya.

Emas bisa dijadikn sebagai bahan untuk perhiasan dan sekaligus sarana investasi atau tabungan. Di pasaran ada emas dengan nilai 18 karat, 22 karat, 24 karat, dan ada logam mulia yang nilai emasnya mencapai 99.99%.

Bagaimana cara mencapai nilai karat yang demikian? Hanya ada satu cara. Emas harus dibakar dan dimurnikan untuk menghilangkan unsur-unsur yang bukan emas.

Manusia yang berkarakter unggul dari yang lainnya, akan seperti emas yang murni, memiliki nilai jual yang tinggi.

Itulah yang dimaksudkan dengan peribahasa "di ujung rotan ada emas". Seperti untuk mendapatkan emas yang murni dan yang mahal harganya harus dibakar dengan suhu yang tinggi sehingga mengikis unsur-unsur yang bukan emas.

Begitu juga dengan manusia, untuk mendapatkan manusia yang berkarakter unggul harus menelalui tahapan didikan yang tegas dan tahan uji, maka akan terpancar karakter yang bagus dari dalam kepribadian anak yang dididik tersebut.

Itulah yang dimaksudkan peribahasa "di ujung rotan ada emas".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun