Mohon tunggu...
Asya Oktiani
Asya Oktiani Mohon Tunggu... Lainnya - A learner

Pecinta budaya dan bahasa

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Sok Inggris, Sok Nasionalis, dan Ciutnya Nyali Aktif Berbahasa Inggris

4 September 2020   20:38 Diperbarui: 4 September 2020   21:07 469
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Thomas Ulrich dari Pixabay

Penggunaan media sosial yang saat ini semakin marak digunakan merupakan salah satu bentuk dari perkembangan teknologi. Banyak dampak positif yang bisa kita dapatkan dari perkembangan teknologi ini, seperti semakin mudahnya berkomunikasi jarak jauh dan mudahnya mencari informasi serta menggali ilmu pengetahuan baru. 

Namun, ada juga dampak negatifnya. Seringkali orang menggunakan media sosial dengan tidak bijak, contohnya adalah menggunakan kolom komentar dengan tidak baik yang biasanya bersifat destruktif yang dapat menyakiti hati orang lain. Kebiasaan ini sering kita sebut dengan istilah 'nyinyir'.

Nyinyir netizen tentang 'sok Inggris' seringkali ditemukan pada postingan orang yang suka menyelipkan bahasa inggris dalam unggahannya. Istilah 'sok Inggris' ini juga seringkali dikaitkan dengan kalimat 'tidak nasionalis' karena tidak suka memakai bahasa Indonesia. Padahal, suka berbicara bahasa Inggris bukan berarti tidak memiliki jiwa nasionalisme yang tinggi! 

Peristiwa komentar nyinyir 'sok inggris' sempat dialami oleh beberapa youtuber kreatif nan inovatif seperti Agung Hapsah, Fathia Izzhati, Jovial da Lopez, dan Andovi da Lopez. Melainkan membalas kenyinyiran netizen dengan istilah 'sok nasionalis', mereka justru membalasnya dengan karya yang berjudul "JANGAN SOK INGGRIS". 

Hal ini bermaksud membuka pikiran netizen bahwa perdebatan 'sok inggris' dan 'sok nasionalis' sangat tidak diperlukan. Perdebatan tidak ada arti hanya akan memecah belah bangsa Indonesia. 

Dari karya mereka, netizen juga bisa menyadari bahwa sebenarnya kita sudah memakai bahasa asing tanpa kita sadari di keseharian-keseharian kita. 

Selain itu, pesan moral yang bisa kita dapat adalah 'apapun yang kita lakukan, pasti akan selalu ada orang yang tidak menyukai kita'. Jadi, selagi kita melakukan hal positif yang tidak merugikan orang lain, tidak usah mendengarkan nyinyir netizen ya! 

Banyaknya nyinyir Netizen tentang 'sok inggris' dan 'tidak nasionalis' ini dikhawatirkan dapat membuat ciutnya nyali bagi orang yang baru memulai belajar berbicara bahasa Inggris. 

Seperti penjelasan pada paragraf sebelumnya, tidak usah dipedulikan ya teman-teman! Karena pada dasarnya, belajar English skills ini bukan hanya mempelajari teorinya saja, 'skills' harus diiringi dengan 'praktek'. 

Istilah English skills disini mencakup writing, listening, reading, dan speaking. Writing skills dipelajari dengan menguasai grammar dan melatihnya dengan memahami dan mencoba membuat kalimat dengan struktur yang baik. 

Reading skills dipelajari dengan konsisten membaca buku, artikel, atau tulisan lain berbahasa Inggris. Sedangkan speaking skills dipelajari dengan cara latihan berbicara bahasa Inggris dengan cara spontan, tetapi dapat dipahami makna pembicaraannya.

Tekad dan usaha yang kuat pasti akan membuahkan hasil yang baik. Terus belajar, jaga konsistensi, dan jangan takut akan kesalahan, karena kesalahan adalah bagian seni dari proses pembelajaran.

Salam hangat,

Asya Oktiani

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun