Mohon tunggu...
Aditya Darmasetiawan
Aditya Darmasetiawan Mohon Tunggu... -

Seorang Mahasiswa Teknik Elektro Tingkat Akhir

Selanjutnya

Tutup

Money

Kunang-kunang dari Bandung

7 Mei 2010   17:37 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:20 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lebih baik menyalakan sebatang lilin daripada memaki kegelapan. Peribahasa itu sangat tepat untuk menggambarkan apa yang telah dilakukan oleh Tim Palapa. Tim yang dimotori oleh Fadolly Ardin ini berhasil menerangi Desa Jayamukti, sekitar 100 km dari pusat kota Garut. Palapa adalah kegiatan yang digagas untuk membangkitkan kesadaran mahasiswa untuk berkontribusi pada kemajuan bangsa. Kegiatan ini berawal dari tugas angkatan yang diberikan saat kaderisasi Himpunan Mahasiswa Elektroteknik Institut Teknologi Bandung (HME-ITB). “Saat itu angkatan kami diminta untuk membuat kegiatan sosial. Kami sepakat untuk memberikan kail. Agar lebih sesuai dengan bidang keahlian yang akan kami geluti, kami memutuskan untuk membuat pembangkit listrik ramah lingkungan sebagai basis pengembangan komunitas.” ujar Fadolly. Prinsip dari kegiatan ini adalah pemberdayaan warga desa. Pasca pelaksanaan kegiatan ini, warga desa diharapkan mampu memelihara dan memperbaiki pembangkit beserta jaringannya serta memanfaatkannya untuk kegiatan yang produktif. “Selain karena mudah dipelihara dan dibuat, kami memilih PLTA berskala pikohidro juga karena pertimbangan ramah lingkungan.” Kegiatan ini melalui beberapa tahapan. Tahap awal yaitu studi kelayakan dan sosialisasi. Setelah itu pemasangan PLTA berskala pikohidro. Sebelum tahap penyerahan pada warga, dilakukan pelatihan terlebih dahulu. Pelatihan ini dilakukan agar warga mampu mengelola dan memelihara pembangkit walaupun kegiatan ini telah selesai dilaksanakan. Sejak bulan Januari 2009 desa itu sudah terang-benderang. Warga dapat melakukan pekerjaan di rumah dan anak-anak dapat belajar pada waktu malam. Kegiatan yang disponsori Chevron Geothermal Indonesia ini telah berhasil menerangi wilayah yang berpenduduk 3.556 jiwa itu. Ketua Tim Palapa Testantoro Randi Putra menjelaskan dengan teknologi sederhana yang ramah lingkungan ini mereka berhasil menerangi 89 rumah. “Walaupun hanya menghasilkan 3 kilowatt (KW), warga sudah sangat senang. Pemanfaatannya diutamakan untuk penerangan masjid, jalan umum, dan rumah. Pemeliharaannya relatif mudah. Kalau rusak, suku cadangnya pun bisa didapat dengan mudah.” Tim Palapa mengusulkan kegiatan ini sebagai peserta pada Program Kreativitas Mahasiswa bidang Pengabdian Masyarakat (PKMM). Setelah mendapatkan dana penelitian dari direktorat pendidikan tinggi (DIKTI) dan lolos ke Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) XXII tahun 2009 di Universitas Brawijaya, Tim Palapa berhasil mendapatkan dua emas untuk kategori presentasi PKMM dan presentasi PKMM. Kegiatan ini menginspirasi angkatan berikutnya. Hingga muncul Palapa II dengan anggota Tim Palapa sebelumnya sebagai mentor. Inovasi teknologi terus dilakukan dengan batasan teknologi yang digunakan harus ramah lingkungan. Akhirnya, mereka juga menggunakan sel surya sebagai pembangkit listrik bersamaan dengan PLTA berskala pikohidro di Desa Mekarwangi yang letaknya masih berdekatan dengan Desa Jayamukti. Dari sisi pemberdayaan masyarakat, Palapa II juga berusaha melakukan pemberdayaan masyarakat dari sisi ekonomi dan pendidikan. Selain dilatih berternak ayam dan mendirikan koperasi, Tim Palapa II berusaha memasyarakatkan budaya membaca dengan mendirikan Rumah Baca Palapa. Kegiatan ini disertakan dalam IEEE Presidents’ “Change the World” Competition. Hasilnya Tim Palapa II berhasil masuk 15 besar dan menduduki peringkat 3 lomba yang berskala internasional yang diadakan Institute of Electrical and Electronics Engineers (IEEE) tersebut. Menanggapi banyaknya penghargaan yang menghampiri, Fadolly dan Randi menjawab dengan rendah hati. “Penghargaan yang kami terima hanya bonus. Kami berharap apa yang kami lakukan bisa menjadi bukti bagi teman-teman di seluruh Indonesia kalau kita, generasi muda, bisa berkarya dan berkontribusi untuk bangsa. Kami hanya ingin menjadi kunang-kunang yang dengan cahayanya yang kecil mampu menambah indahnya alam ini di malam hari.” Aditya Syarief Humas Tim Palapa http://kerankata.wordpress.com/2010/05/07/kunang-kunang-dari-bandung/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun