Sebuah rumah tengah di rundung duka, salah satu anggota keluarganya telah berpulang di malam itu. Seperti kebiasaan rakyat pada umumnya, jika seseorang meninggal dunia pada malam hari, maka masyarakat dan keluarga otomatis akan menunggu setidaknya sampai besok pagi untuk mulai menguburkan jenazah.
Pun halnya yang di lakukan oleh keluarga di rumah itu, karena tidak mungkin bagi mereka menguburkan saudaranya saat ini, maka di putuskanlah akan menguburkan jenazah ini esok pagi.
Ada sebelas orang yang berkesempatan untuk 'menunggui' dan menjaga si jenazah yang sudah terbujur kaku di ruang tengah rumah itu terbungkus rapat kain kafan dan kain batik. Karena tak ada lagi ruangan yang bisa di jadikan tempat beristirahat maka kesebelas orang itupun memutuskan menunggu fajar dan beristirahat dekat si mayit.
Tak lama semua orang tertidur pulas karena lelah, dan tangisnya yang menguras tenaga mereka, menyebabkan malam itu mereka terlelap tak pedulikan keadaan sekitar. Kecuali satu orang, kebetulan ia tidak bisa tidur, terlalu takut mungkin.
Tiba-tiba hal mengejutkan terjadi, tanpa ia duga si mayit bergerak dan bangun dari perbaringannya, posisi duduk membentuk 90 derajat. Â Dan melirik ke arah orang-orang yang menungguinya, kemudian samar ia mendengar si mayit itu berhitung.
"Satu.. Dua... Tiga.. Empat... Lima.. Enam.. Tujuh.. Delapan.. Sembilan.. Sepuluh.. Sebelas..!" seru Mayit itu dengan suara sumbingnya, lalu kembali terbaring seperti semula.
Si orang yang melihat hal itu terkejut dan bergidik ketakutan, keringat dingin bercucuran namun ia tak mampu menjerit dan berkata apa-apa. Tanpa fikir panjang ia lari dan bersembunyi di kolong kasur salah satu kamar di rumah itu.
Tak lama ia mendengar bunyi hitungan suara sumbing lagi, ia memejamkan mata ketakutan dan menutup telinga dengan kedua tangannya berusaha tak ingin mendengar apapun, tetapi yang di lakukannya sia-sia saja. Ia tetap bisa mendengarnya.
"Sembilan..Sepuluh..?hah sepuluh?" kata si mayit itu. kemudian senyap kembali.
Si orang yang bersembunyi tadi mencoba untuk memastikan jika sudah tidak ada bunyi lagi. Lalu perlahan melepaskan tangannya dan membuka matanya, ketika tiba-tiba..
"Sebelaaaas!" wajah si mayit tersenyum di hadapannya di balut kain kafan lega karena 11 orang yang menunggunya telah ia temukan, lalu kembali ke tempat semula dan berbaring kembali.
Sementara si orang yang bersembunyi tadi, Pingsan.
Tamparan kecil terasa di pipi orang itu, tak lama iapun terbangun di posisi tidurnya yang semula, oh  syukurlah itu hanya mimpi buruknya! Namun semua orang terkaget karena orang itu kedapatan mengompol dan menjadikan celana dan sarung yang ia gunakan saat tidur, basah berbau pesing.
Jangan terlalu serius teman, ini hanya humor. Ada baiknya memang memperlakukan jenazah dengan baik itu adab baik kita untuk menghormati mendiang, jangan di tinggal sendiri ya  nanti nyari loh!
Bandung, 14 Maret 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H