Mohon tunggu...
Asya Gunadi
Asya Gunadi Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Memilih untuk memulai hobi baru.

Seorang ibu rumah tangga, yang senang membaca dan menulis. Menyukai hal berbau seni, dan seorang nutrisionis bagi keluarga kecilnya.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tuhan, Kenapa Bukan Dia

12 Maret 2023   15:18 Diperbarui: 12 Maret 2023   15:23 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Senja menguning atas tanah desa kecil yang dipenuhi oleh rumah padat penduduk di tengah ibu kota yang sibuk. Sepasang insan terduduk menghadap surya di sebuah bangku taman kota tak jauh dari tempat tinggal mereka.

"Ku tanya kau sekali lagi, bagaimanakah perasaanmu terhadapku?" Tanya Karin kepada Ganesh  pria yang sudah 5 tahun ia kenal sangat dekat.

"Aku menyayangimu seperti adikku sendiri." Jawab Ganesh bersungguh-sungguh.

"Ku kira hubungan kita bisa lebih dari sekadar kenal seperti ini." Ucap Karin sendu.

"Apa maksudmu?" Tanya Ganesh tak mengerti.

"Kurasa, kita tidak bisa saling bertemu lagi. Lebih baik seperti itu." Mata Karin mulai berkaca-kaca.

"Kamu tuh ngomong apa sih, Rin. Dari tadi ga jelas." Ganesh merasa lebih baik merubah suasana canggung dengan berusaha merubah  mood mereka.

"Ganesh mungkin kamu ga tahu, tapi ku kira aku ini seseorang yang spesial di hatimu. Aku berharap kalau kau juga merasakan perasaan yang sama terhadapku. " Karin mulai menangis.

"Kamu kenapa Karin? Bukankah pertemanan kita selama ini tulus? Aku sungguh sungguh menyayangimu..kau sudah seperti adikku sendiri!"

"Tapi aku tidak mau di anggap begitu! Aku menyukaimu Ganesh..!" Karin beranjak meninggalkan Ganesh yang memandang kepergiannya dengan terkejut. Ganesh merasa tidak menyangka jika sahabatnya yang satu itu bisa menyukainya. Tetapi kenapa dia tidak mengatakannya saja dengan cara yang bisa Ganesh terima dengan baik.

Ganesh mencoba untuk mengejar Karin, tetapi gadis itu sudah tak nampak batang hidungnya. Ganesh mengambil gawainya, dan menghubungi Karin, namun panggilannya tak terjawab dan menyisakan rasa cemas yang melanda hatinya.

Karin tiba di rumahnya dengan perasaan hancur, musnah sudah harapannya bisa bersama Ganesh untuk selamanya, impiannya menjadi istri dari pria terkasihnya itu hancur di terpa kecewa. Ia bergegas menghapus air matanya, khawatir orang tuanya menyadari kekalutan hatinya.

Malam itu malam yang di janjikan oleh orang tua Karin padanya, bahwa akan datang seorang Pria. Ia merupakan pria yang dengan jantan menyatakan cinta dan langsung berani mendatangi orang tua Karin untuk meminangnya.

Ada suatu hal yang tidak Karin katakan pada siapapun, bahwa sesungguhnya ia mencintai seorang pria bernama Ganesh Kaivan, sahabatnya yang ia kenal sangat dekat selama 5 tahun belakangan. Hari ini adalah hari dimana Karin harus menentukan pilihan, pada siapa baktinya akan tertuju. Seorang pria yang lebih tua darinya mencoba untuk menjadikannya istri, dan dengan restu dari orang tua Karin sulit untuk dapat menolak pinangan pria itu.

Ia meminta bertemu dengan Ganesh, ingin memastikan jika seandainya Ganesh memiliki perasaan yang sama, maka ia akan dengan teguh menolak pinangan dan meyakinkan orang tuanya jika ia telah punya pasangan dan saling mencintai. Tetapi, ternyata dugaan Karin salah. Ganesh tidak pernah mencintainya. Maka dari itu, Karin akan menerima pinangan pria yang akan melamarnya hari ini.

Tanpa banyak syarat dan keinginan yang muluk, akhirnya tanggal pernikahan Karin dengan Pria bernama Andi Fauzan pun di tetapkan secara resmi. Dimana pernikahan mereka akan di gelar 2 bulan dari sekarang.

Ganesh menerima berita pernikahan Karin dengan sangat terkejut, tanpa ada aba-aba dan berita, sahabatnya itu akan menikah dengan seorang pria yang lebih tua darinya. Ganesh mendatangi rumah Karin dan meminta Karin untuk dapat membicarakan hal ini  meski hanya sebentar.

"Sudah saatnya, aku tidak bermain-main lagi Nes, ada seorang pria yang betul-betul mencintaiku dan mau bertanggung jawab atasku. Aku sudah memutuskan dialah yang akan jadi imamku."

" Tapi, kalian belum pernah saling mengenal sebelumnya.. bagaimana jika..."

"Kita bahkan saling mengenal selama 5 tahun, tapi tetap aku tidak bisa mengerti dan memahami dirimu Nes, ternyata aku bisa salah mengartikan kebaikanmu."

Ganesh merasa jantungnya di hujam senjata tajam, perkataan Karin benar, selama ini ia memanfaatkan Karin untuk tetap berada di sisinya, menghiburnya dan menemaninya tiap waktu, tanpa mau berkomitmen apapun.

"Selamat tinggal Ganesh, terimakasih atas perhatian dan kebaikanmu selama ini. Kurasa ini adalah salam pamit ku."

Ganesh menatap punggung Karin dengan sendu, hatinya sakit tak mampu menerima jika ternyata iapun baru menyadari jika dia mencintai gadis itu selama ini, hanya saja ia terlalu gengsi pada ego nya sendiri.

Terkadang jodoh itu, bukan di lihat dari siapa yang paling terlama menjalin sebuah hubungan atau siapa yang paling cepat melamar siapa. Hanya jawabannya satu, yaitu Kehendak Tuhan Yang Maha  Mengatur. Tak ada yang bisa merekayasa takdir kelahiran, kematian dan jodoh. Semua hak prerogatif Tuhan saja.

Namun Ganesh dan Karin keduanya sama-sama memiliki pertanyaan yang sama pada Sang Khalik.

"Tuhan, Kenapa bukan Dia?"

-Selesai- 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun