Mohon tunggu...
Aswin
Aswin Mohon Tunggu... Lainnya - Setiap waktu adalah kata

Berusaha menjadi penulis yang baik

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Program Makan Siang Gratis, Mampu Memakan Kemiskinan dan Kelaparan

7 Februari 2024   16:32 Diperbarui: 7 Februari 2024   16:47 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Fenomena politik ditanah air adalah suatu hal yang lumayan sangat menarik dan telah menyita perhatian publik, terutama terkait dengan program nasional (makan siang gratis) salah satu pasangan calon presiden dan calon wakil presiden Republik Indonesia 2024-2029. Yakni pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabumingraka, yang diusung oleh Koalisi Insonesia Maju (Partai GERINDRA, GOLKAR, dan PAN).

Sejumlah kalangan pun lumayan usil mempertanyakan : Uangnya dari mana? Mengapa tidak dipindahkan menjadi sarapan pagi? dan seterusnya. Sejumlah kalangan, termasuk para paslon 01 dan 03, mempertanyakan adalah suatu hal yang lumrah, jika landasannya berpangkal dari logika, dan bukan sakwasangka. Saya yakin jika program makan siang gratis bukanlah program asal asalan, sembrono, dan tanpa alasan, melainkan sudah melalui penelitian dan kajian empiris akademis yang memakan data dan waktu yang lumayan lama didalamnya. 

Program pemberian susu gratis, sudah pernah dilakukan semasa pemerintah orde baru, Presiden Soeharto. Ketika masih sekolah dasar, saya sempat mendapatkan susu bubuk gratis disekolah setiap seminggu sekali. Bukan hanya saya, melainkan juga seluruh siswa disekolah. Program pemberian susu gratis itu, (mungkin) salah satu upaya atau bentuk untuk penambahan gizi dan upaya untuk membantu meningkatkan kecerdasan anak anak Indonesia. 

PENCERAHAN UMKM 

Terkait dengan program makan siang gratis itu, akan segera direalisasikan oleh pasangan calon presiden dan calon wakil presiden Prabowo-Gibran jika kelak terpilih menjadi presiden dan wakil presiden definitif Republik Indonesia periode 2024-2029. Program itu, dianggap memiliki nilai strategis agar masa depan Indonesia menjelma menjadi Indonesia emas 2045.

Sebagaimana diketahui, program makan siang gratis itu terkait dengan sejumlah menu didalamnya, seperti nasi, lauk pauk (ikan-daging ayam), susu, dan buah buahan. Jika berbicara mengenai menu menu tersebut, kita seketika replek dengan penyediaan atau pengadaannya. Pola apa yang akan segera dilakukan untuk mewujudkannya. Dan para ahli dikubu pasangan Prabowo-Gibran, berusaha menjelaskannya secara konfeherensif kepada publik luas. Bahwa untuk mewujudkan program nasional itu, mereka akan memperdaya ekonomi menengah dan ekonomi kecil (UMKM) dan tidak akan melibatkan pengusaha pengusaha besar diluar UMKM. 

Dengan program makan siang gratis itu, dapat dipastikan para petani dan peternak ditanah air akan menggeliat dan sejahtera kehidupannya, sehingga kemiskinan dan kelaparan pergi dengan sendirinya dari kehidupan mereka. Ringkasnya, pergerakan ekonomi nasional perlahan dan pasti akan mengalami pertumbuhan secara ilmiah dan rasional.

Dan sebagai konsekuensinya, program impor pangan akan dapat diturunkan volumenya, dan jika perlu dapat dihentikannya, sehingga uang akan berputar, berkembang dan tumbuh didalam negeri untuk membangun kehidupan nasional, sehingga cita cita Indonesia maju dan Indonesia emas dapat lebih mudah menemukan ruangnya untuk mewujudkannya. Program nasional makan gratis itu juga kelak akan mengurangi ketergantungan bangsa kita terhadap dunia asing dalam pemenuhan pangan nasional, dan uang tidak lagi keluar dan dianggap sebagai penghasil devisa sangat potensial bagi negara negara asing. 

Untuk memastikan program nasional makan gratis itu, adik kandung calon presiden Prabowo Subianto, pengusaha Hasyim Joyohadikualaumo, tidak akan ikut mengambil bagian dari program tersebut. Dan membiarkan program nasional itu dikelola oleh para pengusaha menengah, kecil dan mikro (UMKM) diseluruh Indonesia, dari Sabang (Aceh) sampai Merawke (Papua-Irian Jaya).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun