Namun demikian, bukanlah Amin Rais, jika kezhaliman berkelindan bebas merusak denokrasi ditanah air. Doktor politik itu pun melakukan ijtihad politik, dan memutuskan mendirikan partai baru, Partai Ummat. Dengan tagline politiknya "MELAWAN KEZHALIMAN DAN MENEGGAKKAN KEADILAN". Amin Rais pun kembali berhasil membawa Partai Ummat mendapatkan tiket untuk mengikuti gelaran pemilihan umum 2024-2029. Pertanyaan pun muncul kepermukaan publik : "Apakah Amin Rais, mampu membawa Partai Ummat masuk kedalam Parlemen?Â
Suatu pertanyaan yang lumayan sangat sederhana. Namun tidak mudah menjawabnya. Mengingat pemilu 2024-2024, memasuki babak baru dalam demokrasi ditanah air, lantran akan digelar secara bersamaan dengan pemilihan Presiden dan wakil presiden, dan gubernur dan wakil gubernur (pilkada). Apalagi partai yang didirikannya, partai amanat nasional, telah mengusung sejumlah para pesohor, dan selebritis, yang diketahui lumayan sangat mapan dengan pendanaannya, cuan. Zulkifli Hasan dan para bacaleg PAN, telah melakukan kampanye politik diruang publik dengan melakukan kegiatan transaksional dan prakmatis. Membagi bagikan sembako kepada warga masyarakat di daerah pemilihannyan masing masing, baik di Jakarta dan daerah daerah diseluruh Indonesia.Â
Apakah seorang Amin Rais, mampu menghadapi kekuatan oligarki yang merangsek masuk kedalam tubuh tubuh partai politik perserta pemilu 2024-2029 ? Dan Apakah Amin Rais, akan berhasil membawa Partai Ummat sebagai pemenang pemilu (lolos kedalam parlemen) Â ?
Lagi lagi pertanyaan yang lumayan sangat tidak mudah untuk menjawabnya. Kita akan mengetahuinya dengan hukum alam-waktu yang berkelindan. Bahwa (kelak) waktu akan menjawab dan mengungkapkannya keruang publik tanah air.. Apakah seorang Amin Rais, akan tetap survive, atau punah ditelah zaman.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H