Mohon tunggu...
Aswin
Aswin Mohon Tunggu... Lainnya - Setiap waktu adalah kata

Berusaha menjadi penulis yang baik

Selanjutnya

Tutup

New World Pilihan

Chat GPT, Kecerdasan Artifisial Tuhan

16 Maret 2023   21:38 Diperbarui: 16 Maret 2023   21:49 601
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Padahal teknologi komunikasi dan informasi itu, diketahui baru diluncurkan pada tahun 2022. Dan khabarnya, produk penemuan baru hasil kreatifitas manusia itu telah berhasil menarik perhatian publik luas-global. Apa pun permintaan kita akan segera terpenuhi dalam ruang percakapan digital Chat GPT. Kekurangan kita dapat dilengkapi dan disempurnakan dalam ruang percakapan tersebut. 

Jika (ide) kita mengalami stagnan, macet, dan seterusnya, maka kita bisa berhubungan intim dalam ruang percakapan tersebut. Misalnya, kita kepengen melanjutkan ide kita (yang macet) tentang ulang tahun, tentang puisi, tentang budaya dan seterusnya, maka hal itu akan segera terpuaskan dan segera menjelma dalam suatu bentuk tulisan yang utuh dan sempurna. Mirip dengan kecerdasan spiritual kaum paranormal, yang akan mampu mewujudkan keinginan kliennya diruang percakapan yang lumayan sangat privat, intim dan temaram. Setelah keluar dari ruang intim tersebut, maka keinginan sang klien akan segera lahir. 

Apakah kemampuan (akal) manusia dalam menjalani kehidupan dialam ini, mampu menggantikan peran Tuhan. Karena manusia telah lumayan berhasil mengejawantahkan firman-Nya : "Jika kamu mampu, maka tembuslah ruang langit. Dan kamu takkan sanggup melakukannya, kecuali dengan kekuatan". Dan manusia telah lumayan berhasil (achievment) mengatasi kesulitan itu dengan kemampuan akan-pikirannya, melalui ilmu-pengetahuan dan teknologi. Dan secara empiris (teknologi) materi telah benar benar menjadi berhala bagi kehidupan manusia manusia modern, dan juga telah mampu mempengaruhi cara pandang hidup manusia terhadap realitas kehidupan masa kini dan masa yang akan datang.

Ketika kehidupan manusia semakin materialistik (sekuler), maka apakah masih diperlukan suatu realitas lain dibalik alam semesta ini. Apakah masih diperlukan kitab kitab suci?  Apakah masih perlu dihadirkan Tuhan dalam kehidupan ini? "Bukankah Tuhan sudah mati, " ungkap Nizche. 

Sehingga tidak mengherankan jika fenomena fenomena itu berkelindan dalam kehidupan ini. Bukankah fenomena fenomena itu, pernah terjadi sebelum abad masehi dan memasuki awal abad masehi. Bukankah Iblis pernah bersumpah akan menyesatkan anak anak Adam dari jalan-Nya, sehingga lalai dan melupakan-Nya. Iblis akan berupaya membangun kerangka berpikir pada diri manusia, bahwa kehidupan dunia ini adalah real. Dan kehidupan akhirat-kekuasaan Tuhan adalah hanya sebatas artifisial. 

"Janganlah kalian memgikuti sesuatu, tanpa didasari ilmu-pengetahuan didalamnya. Sesungguhnya, pendengaran, penglihatan, dan hati, kelak (kesemuanya itu) akan dimintakan pertanggung jawabannya". (Qur'an) 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten New World Selengkapnya
Lihat New World Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun